Menyusul desakan Kongresman Amerika Serikat (AS) kepada Presiden Indonesia tanggal 7 November 2009 dan upaya-upaya dialog pemerintah Republik Indonesia dan Rakyat Papua Barat yang dilakukan banyak pihak perekrutan milisi, pembenahan, dan pembentukan berbagai organisasi Milisi Gerakan Merah Putih di seluruh Tanah Papua meresahkan warga.
Beberapa warga di Fakfak mengatakan, Posko Satgas Merah Putih di Desa
Wagom yang terletak didalam kota Fakfak melakukan perekrutan anak-anak Papua dengan bayaran yang besar. “Anak-anak muda Papua yang direkrut itu diberikan uang dalam nilai yang tinggi. Mereka terus Dewan Adat Papua (DAP) wilayah Fakfak dan berbagai aktivitas mahasiswa,” katanya.
Marten, salah satu aktivis Papua mengatakan, banyak warga Papua mengeluh dengan aktivitas mereka. Aktivitas milisi ini didukung penuh oleh aparat Polisi dan TNI dengan dana yang besar. Dana milisi ini diberikan langsung oleh Negara (Indonesia:red).
Sementara, dari Timika dilaporkan bahwa Milisi Merah-Putih dipimpin mantan Bupati Mimika. Anton mengatakan, milisi yang dibentuk di Timika namanya Milisi Besi Merah Putih. “Milisi di Timika ini sama dengan milisi yang pernah dibentuk di Timor Lorosae.
“Kami baru saja mendapat laporang bahwa milisi Besi Merah Putih ini didukung pasukan ABRI di Timika, “ kata Anton.
Beberapa aktivis LSM/NGO di wilayah Biak mengatakan, pembentukan milisi di Biak dilakukan oleh Timbul Silaen pada saat dia menjabat menjadi Kapolda Papua. “Gerakan ini sudah berjalan lama dan salah satu program mereka adalah melakukan pembunuhan terhadap warga Papua diam-diam. Banyak warga sudah melaporkan kepada polisi tetapi belum ada tanggapan,” katanya Wempi.
“Kami melihat bahwa pembentukan milisi yang disebut "Pasukan Merah Putih," sama seperti pasukan di Timor Timur saat pendudukan Indonesia yang mengadudomba masyarakat setempat. Dan saya katakan kepada forum itu bahwa pemerintah Indonesia, PBB, dan masyarakat Papua harus melanjutkan dialog politik untuk mengatasi kebuntuan dalam menuntaskan berbagai masalah,” katanya.
Sementara, beberapa gereja juga melaporkan bahwa berbagai cara dan operasi, baik yang dilakukan secara tertutup maupun sacara terbuka, saat ini giat dilancarkan oleh berbagai kelompok kepentingan NKRI di Papua. “Belakangan ini untuk menarik simpati atau merekrut orang Papua menjadi pengikut setia NKRI di Papua dengan berbagai iming-iming uang dan barang. Bahwa mereka yang menjadi milisi difasilitasi dengan rumah dan motor,” katanya.
Warga Papua di Merauke (Mangga Dua, Kelapa Lima, Kuda Mati, Kampung Baru, Kampung Domba, Mopah Lama dan Sayap 1 & 2) saat ini tidak bebas beraktifitas seperti biasanya karena hidup mereka terancam setiap hari. Ancaman tersebut datang dari sebuah kelompok milisi piaraan Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (Polri-TNI). Mereka tidak segan-segan membacok siapa saja tanpa alasan yang jelas. Demikian kata beberapa mahasiswa Papua mengatakan hal itu dalam sebuah jumpa pers di Jayapura belum lama ini.
“Kelompok ini bergerak dengan leluasa, diberi makan, dilindungi dan diberi fasilitas komunikasi berupa telepon seluler (HP) dan sarana serta jalur transportasi oleh Polri-TNI. Sejak meningkatkan aksi-aksi kriminal mereka pada pertengahan tahun 2007 lalu sampai saat ini, kelompok ini tidak pernah tertangkap. Belum jelas apa motif sesungguhnya dibalik kejahatan ini, “ kata Mabel dalam jumpa per situ.
Informasi itu menyebutkan, setidaknya sudah 10 orang yang menjadi korban kebuasan mereka. Beberapa perempuan diperkosa dan dibunuh, ada juga yang dianiaya sampai cacat permanen karena berusaha meloloskan diri dari upaya pemerkosaan. Ada juga laki-laki yang dibacok sehingga mengalami cacat permanen. Mereka yang kena bacok biasanya menjalani perawatan di RSUD Merauke dengan tebusan biaya yang tidak sedikit.
Dari Jayapura dilaporkan, kelompok Milisi Merah Putih di Pimpinan Salogo Walilo bertemu dengan Panglima. “Pernyataan mereka adalah “kami tetap pertahankan NKRI sampai titik darah Penghabisan”. Dikatakan, pertemuan itu adalah pertemuan kedua dengan dengan Panglima yang dipimpin oleh Salogo Walilo, Kuluwit Huby, Herman DogaYokoye Logo. .
Dari Wamena dilaporkan juga bahwa kelompok baru saja (bulan Desember:red) melakukan pertemuan dengan pemuda Papua dan pemuda pendatang di Kantor Golkar Wamena. Katanya, ini adalah pertemuan kedua secara resmi setelah pertemuan pertama pada 2 Januari 2009. Katanya, markas milisi terletak di Menara Perang Suku dulu ( Libarek) Desa Mulima Kec. Kurulu Kab. Jayawijaya.
Dikatakan, pertemuan kedua ini dihadiri oleh semua Kepala Suku Pegunungan Tengah, yaitu Salogo Walilo ( kordinator Milisi Merah Putih), Dauke Mabel, Marius Marian, Yakoye Logo, Amandus Mabel, Kuluwit Huby, Nikilik Huby, Herman Doga, Naligi Kurisi, dan Lukas Itlay. “Kepala-kepala suku ini dibentuk oleh pemerintah atas intervensi TNI/Polri. Mereka tidak diakui oleh rakyat,” katanya.
Beberapa pekerja HAM di Nabire melaporkan juga bahwa baru saja dibentuk sebuah organisasi milisi yang difasilitasi oleh militer. “Mereka bentuk sebuah organisasi yang berbadan hokum dengan melibatkan pejabat hingga kepala kampong. Visi mereka yang tertuang dalam badan hokum adalah untuk mempertahankan Pancasila dan UUD 45 di tanah Papua.
Katanya, organisasi itu berkantor resmi di wilayah Kalisusu Nabire. “Anak-anak yang direkrut adalah kebih banyak anak-anak tentara dan polisi asli Papua. Moto mereka adalah kebenaran bisa disalahkan tetapi tidak dapat dikalahkan,“katanya.***
Jumat, Desember 11, 2009
Menyusul Desakan Dialog Kongresman AS, Aksi Milisi Merah Putih Resahkan Warga Papua
----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar