... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Rabu, Desember 09, 2009

Digelar Aksi Mengenang Pelanggaran HAM Papua

Sekitar 200 mahasiswa dan aktivis Papua, Senin (7/12), menggelar demonstrasi untuk mengenang pelanggaran HAM di Papua yang tak kunjung terselesaikan. Mereka menuntut Pemerintah serius menangani ketidakadilan yang dialami orang Papua.

Mereka tergabung dalam Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Papua melakukan aksi dalam rangka 9 tahun ABEPURA BERDARAH. Dalam pernyataannya, peristiwa itu mengakibatkan 105 orang Papua terluka, tiga mahasiswa meninggal, dan tujuh meninggal saat dalam tahanan.

Meskipun kasus ini telah disidangkan di Makassar, namun pada 8-9 November 2005, para tersangka (Komandan Brimob Johny Wainal Usman dan Kepala Polresta Jayapura Daud Sihombing) telah dilepaskan. "Negara tidak hanya melepaskan kedua orang yang paling bertanggung- jawab ini, tetapi juga memberikan impunitas dan kenaikan pangkat," ujar seorang orator.

Dalam orasinya, mereka juga menggugat penyelesaian Kasus Bia Berdarah (1998), Wasior Berdarah (13 Juni 2001), Wamena Berdarah (6 Oktober 2000 dan 4 April 2003), Pembunuhan Theys Eluay dan penghilangan Aristoteles Masoka (10 November 2001), serta Kasus Uncen Berdarah (16 Maret 2006).

Massa berdemo dan berpawai dari Museum Uncen dan menuju Lingkaran Abepura serta berorasi di depan Toko Sumber Makmur.

Sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!