... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Sabtu, Desember 10, 2011

Berita Foto Aksi KNPB: Merdeka, Hak Politik Orang Papua

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar aksi demontrasi di taman Imbi, depan kantor DPRP Papua, dalam rangka memperingati Hari HAM se-Dunia, Sabtu, (10/12). Ketua umum, KNPB, Buctar Tabuni dalam orasinya mengatakan, Papua Merdeka adalah hak politik orang Papua. Maka, solusi atas pergolakan selama 50 tahun ini adalah referendum.

“Papua Merdeka itu hak politik kami orang Papua. Kami sampaikan kepada dunia bahwa Papua mau merdeka bukan karena lapar atau lainnya. Pokoknya, hak politik kami. Titik! Jadi, referendum adalah solusi selesaikan masalah Papua. UP4B dan dialog model apa pun yang ditawarkan Indonesia adalah bukan solusi. Orang Papua mau merdeka bukan karena lapar atau lainnya. Orang Papua mau merdeka karena Papua Merdeka bagi orang Papua adalah harga diri,” katanya di depan masa KNPB.









Selengkapnya...

Kamis, Desember 01, 2011

Berita Foto: Ribuan Rakyat Papua di Nabire Rayakan HUT-50 Papua Barat

Ribuan Rakyat Papua Barat di Nabire tumpah ruah di Taman Bunga Bangsa Papua Barat Oyehe untuk ikut doa bersama dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Papua Barat ke-50, Kamis, (1/12). Rakyat sudah berada di lokasi sejaka pukul 07.00 waktu Papua untuk mengikuti ibadah syukuran atas 50 tahun Papua Barat. Doa syukuran diakhiri pada pukul 14.00 waktu Papua. Pada doa syukuran ini dilakukan peletakan karangan karangan bunga dan pentaburan bunga bagi beberapa perjuang yang gugur pada tahun 1999 ketika Bintang Kejora berkibar selama 9 bulan di tempat dilakukan ibadat saat ini (Taman Bunga Bangsa). Ada menarik, seorang bocah tiba-tiba maju ke depan podium dan meminta panitia untuk diberi waktu buat dia untuk menyanyikan sebuah lagu. Lagu yang ia menyanyikan adalah “Mujisat itu Nyata”. Orang tuanya mengatakan kaget melihat anaknya tiba-tiba ada dipodium. Dalam ibadat oikumene ini sempat terjadi tawar menawar antara anak-anak muda yang ingin menaikan bendera Bintang Kejora dengan para orang tua yang menolak menaikan bendera. Pada akhir doa syukuran, anak-anak muda melampiaskan kemarahan mereka dalam bentuk waita. ****















































Selengkapnya...

Sabtu, November 26, 2011

SMS Tak Bertuan Tekanan Psikologi, Halangi HUT Papua Barat ke-50

(LAKUKAN AKSI DAMAI dan LUMPUHKAN KOTA ANDA)

Dua minggu terakhir di bulan November 2011 ini, masyarakat di Papua Barat dibuat takut oleh informasi tak bertuan yang beredar melalui SMS. Pesan singkat itu berbunyi (1) Tanggal 1 Desember 2011 akan ada pengibaran bendera Papua Barat, Bintang Kejora; (2) Tanggal 1 Desember 2011, Tentara Pembebasan Nasional-Papua Barat (TPN-OPM) siap perang besar-besaran dengan TNI/POLRI di tanah Papua; (3) Bulan Desember 2011 ini, PBB akan mengakui Kedaulatan Papua Barat; (4) Seorang intelektual asal pedalaman menyeruhkan kepada orang-orang pegunungan tengah yang ada di Jayapura untuk segera tinggalkan kota Jayapura sebelum tanggal 20 November 2011 karena akan ada operasi tumpas besar-besaran di kota Jayapura.

Semua informasi itu TIDAK BENAR. TIDAK BENAR!. Sebenarnya adalah:

(1) Semua informasi itu dibuat oleh oknum-oknum yang ingin mengacaukan perjuangan murni dan damai yang dilakukan oleh seluruh rakyat. Mereka mau kriminalisasi gerakan politik kita yang sudah menjadi agenda internasional. Jangan terpancing. Jangan buat masalah dengan warga pendatang karena negara akan kriminalisasi gerakan politik kita! (2) Semua informasi itu dibuat oleh oknum-oknum tertentu supaya kita takut datang pada doa syukuran HUT Papua Barat ke-50 (PESTA EMAS) yang akan diadakan di daerah Anda masing-masing. Intinya, mereka ingin menekan kita agar kita mundur. Mereka tekan kita agar kita tidak rayakan HUT ke-50 Papua Barat dengan meriah.

Maka, himbauan bersama adalah:

(1) Jangan terpancing dengan tindakan apapun yang dilakukan oleh aparat TNI/POLRI di daerah Anda di detik-detik HUT Papua Barat ke-50 ini. Mereka akan melakuan Razia anak panah, parang, dan lainnya. Jika mereka pukul, jangan dibalas. Semua jaga ketenangan jelang HUT Papua Barat. Jika ada apa-apa laporkan SEGERA kepada POLISI, LSM, Wartawan, Aktvis HAM, Gereja, atau pekerja kemanusiaan lain. (2) Seluruh rakyat Papua untuk berdoa mengucapkan syukur kepada TUHAN atas perjuangan 50 Tahun Papua Barat. Kita juga memohon kepada Tuhan agar pengakuan HARGA DIRI kita sebagai bangsa MERDEKA segera terwujud atas restu-Nya. (3) SEMUA orang PAPUA BARAT agar datang dan LUMPUHKAN kota ANDA dengan PAWAI DAMAI. INGAT, DAMAI. Pastikan semua orang terlibat. Banyak WARTAWAN LUAR NEGERI telah ada di setiap wilayah untuk meliput HUT PAPUA BARAT ke-50. INI SAAT UNTUK KITA TUNJUKAN KEPADA DUNIA BAHWA PAPUA MERDEKA ADALAH HARGA DIRI ORANG PAPUA. (4) INGAT, PAPUA MERDEKA itu tidak akan datang sebagai BELAS KASIHAN dari NEGARA LAIN termasuk dari INDONESIA. PAPUA MERDEKA kita akan CAPAI melalui PERJUANGAN DAMAI KITA. PERJUANGAN DAMAI salah satunya adalah lakukan aksi-aksi di kota Anda dengan tema REFRENDUM terus menerus!

Demikian himbauan bersama. SELAMAT ATAS PESTA EMAS BANGSAMU, PAPUA BARAT. Berjuang terus! LAWAN dan AKHIRI!

KOPI DAN SEBARKAN!

Selengkapnya...

Rabu, November 23, 2011

Aparat Gabungan TNI Polri Kembali Menewaskan 2 Orang Warga Sipil Papua di Puncak Jaya


Kontributor Saksi Mata di Puncak Jaya mengatakan aparat gabungan TNI/Polri kembali menewaskan 2orang warga sipil, menahan 24 orang laki-laki dan 18 orang perempuan, Rabu (23//11) sekitar pukul 10.20 waktu setempat. Dua orang ditempat atas nama Ekiles Wonda dan YokironWonda. Peristiwa terjadi di kampung Ogondakme Puncak Jaya Mulia. Para tahanan hingga saat ini di tahan di Polsek Mulia.

Sementara dari Paniai melaporkan, Selasa (22/11) sekitar pukul 16.00 waktu setempat satu kompi anggota polisi dan brimob mendirikan kamp/tenda di kampung Dimiya, Distrik Yatamo, Kabupaten Paniai. Belum diketahui apa tujuan pendirian tenda di kampung itu.
Dari Puncak Jaya dan Paniai mengharapkan advokasi dari lembaga-lembaga kemanusiaa, lokal, nasional dan internasional atas kondisi itu. Informasi lengkapnya akan dilaporkan kemudian.

Selengkapnya...

Bangsa Lain Peduli Papua Merdeka, Ayo Bangsa Papua Barat Bangkit Lawan!


Foto di atas (sumber foto: http://www.infopapua.org/artman/publish/article_2566.shtml. ) ini mau mengatakan kepada kita (orang-orang Melanesia di Papua Barat) bahwa kita sedang mengalami sebuah penjajahan mahadasyat; kita sedang dimusnahkan; kita sedang digiring pada sebuah bahaya besar di masa depan; kita sedang dibuat tuli dan buta karena berbagai program dari Jakarta yang berbahaya; kita tidak aman bersama Indonesia. Orang lain di luar sana mengingatkan keadaan tadi kepada kita. Lebih-lebih, mereka mau mengatakan kepada kita bahwa Papua Merdeka adalah harga diri orang Melanesia di Papua Barat.

Orang Papua sisa-sisa ini mestinya wajib protes. Orang luar melihat kita berada pada posisi darurat. Namun, kita terlena. Kita adem ayem saja. Kita tidak ambil bagian dalam gerakan-gerakan revolusi. Kita terlena dengan uang dan berbagai bentuk hegemoni Jakarta. Kita memilih menjadi penyambung pembunuh orang Papua dengan berbagai kegiatan Jakarta. Orang Papua menjadi sepi dalam gerakan revolusi.

Kita orang Papua memandang bahwa Papua Merdeka adalah urusan para aktivis. Kita menganggap akan kasih merdeka oleh PBB, oleh Belanda, oleh Inggris, oleh Vanuatu, dan lainnya. Kita hanya menjadi manusia-manusia yang menunggu Papua Merdeka akan datang karena belas kasihan orang lain. Kita tidak ambil bagian dalam revolusi ini. Kita tidak datang ketika ada aksi. Kita tidak sumbang ketika ada derma perjuangan. Kalau Anda sumbang dan sumbangan Anda disalahgunakan maka urusan dia dengan tanah ini.

Mulai saat ini, kalau Anda benar orang Papua ubah pandanganmu. Bahwa, Papua Merdeka tidak akan datang sebagai belas kasihan. Papua Merdeka akan datang sebagai hasil perjuangan Anda. Anak-anak kita di Jawa-Bali, di Jayapura, di Manokwari dan wilayah lain berteriak di jalan itu bukan karena mereka gila. Mereka mengerti bahwa Papua Merdeka akan datang kalau kita berteriak. Kita buat asap dalam negeri Papua Barat. Kita terlibat dalam aksi. Kita kasih lumpuh kota-kota di Papua. Kita beraksi maka dunia akan buka mata. Kalau tidak ada asap, orang tidak tahu bahwa di sana ada orang. Kalau ada baru orang tahu bahwa ada kebakaran.

Harus diakui bahwa Papua Merdeka tidak bisa datang hanya dengan aksi-aksi di jalanan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam dan luar negeri. Semua itu sedang kita buat. Nah, apa sumbangan Anda sebagai orang Papua dalam gerakan itu. Sumbangkanlah sesuatu sesuai dengan kemampuan Anda. Kalau Anda pejabat, kalau anda pengusaha, kalau anda mahasiswa, kalau anda pelajar, kalau anda petani, kalau anda PNS, kalau anda buruh, atau apapun, sumbanglah sesuai kemampuanmu.

Anda yang paling tahu apa yang mau anda sumbang. Buktikan kalau Anda benar-benar orang Papua. Kalau semua orang Papua bicara merdeka dan bergerak tidak ada satu kekuatan yang dapat mengalahkan kita. Tuhan juga mau kita bergerak. Bantuan Tuhan akan datang kalau kita bergerak. Berdoa dan bekerja. Berdoa dan bergerak. Jangan diam. Kalau ada perintah kasih lumpuh kota, mari kita kasih lumpuh. Kalau ada perintah kita diam, mari kita diam. Kalau ada perintah demo, mari kita turun semua. Kita bersatu dan bergerak. Jangan baku jual dan jangan jual masalah Papua. Kalau jual masalah Papua dia juga akan menjual Anda.

Ketika Anda bergerak pasti ada banyak masalah. Anda dicap makar, GPK, dan lainnya. Bahwa Anda akan ditahan. Ini dan itu oleh aparat itu biasa. Kita bukan yang pertama alami. Hampir sebagian besar negara merdeka di dunia mengalaminya. Kita juga akan mendapatkan tekanan dari orang tua, teman, guru, dosen, pacar, dan lainnya. Tetapi, biarkan mereka karena mereka tidak tahu bahwa Anda sedang berjuang untuk kejayaan mereka dan bangsa.

Dalam perjuangan itu, mungkin juga Anda bisa tertembak atau bahkan terbunuh. Tetapi, itulah perjuangan. Itulah hidup. Hidup dan mati di tangan Tuhan. Perjuangan adalah masalah untuk mengatasi masalah. Karena masalah maka Anda bisa dapat masalah. Karena masalah bisa juga Anda mengatasi masalah. Itulah hidup. Itulah perjuangan.

Papua Merdeka adalah hak asasi kita. Papua Merdeka adalah harga diri kita sebagai bangsa. Papua merdeka adalah SAYA, KAMU, dan KITA. Jangan diam menunggu! Mari kita lawan dan AKHIRI!






Selengkapnya...

Selasa, November 22, 2011

Tiga Bunyi Simbol Penjajahan

Ancaman penjajahan datang bukan tanpa tanda. Dia memberi tanda kepada orang atau suku bangsa yang akan dikuasainya perihal kedatangannya. Bangsa Papua Barat diberi tanda ancaman penjajahan melalui tiga bunyi. Pertama, bunyi pesawat (udara). Kedua, bunyi stom kapal (laut). Ketiga, bunyi senjata api (darat). Tiga bunyi ini adalah simbol kehadiran penjajahan di muka bumi Papua Barat.

Babak pertama bagi kehidupan orang Papua adalah babak tanpa siapun di atas tanah Papua. Babak berikut adalah babak orang luar datang sebagai penjajah di Papua Barat. Mereka datang menggunakan pesawat dan kapal. Setelah mereka tiba mereka menyatakan sehadirannya dengan menembak segala sesuatu.

Dalam keseharian, orang yang baru datang itu memerintah. Orang Papua Barat harus tunduk pada segala sesuatu yang datang, termasuk harus tunduk pada makanan dan kebudayaan luar. Alat-alat kebudayaan sebagai indentitas harus diserahkan. Menyaksikan tanah-tanah keramat dirusak, gunung-gunung besar dihancurkan. Sungai-sungai dicemari.

Mereka menggempur sungguh. Mereka klaim semua. Mereka terus datang. Bunyi pesawat terus terdengar. Stom kapal putih tiap minggu, mereka datang tempati hutan-hitan kita yang keramat. Mereka kendalikan kita di segala bidang. Mereka tidak hanya mengambil tetapi benar-benar menguras kita. Mereka hancurkan identitas kita melalui pendidikan yang mereka bangun di tanah ini.

Menyaksikan anak-anak yang melawan ditangkap. Menyaksikan pemuda-pemuda yang melawan realitas ditangkap. Mereka dituduh, anak-anak dan para pemuda itu belum terdidik. Katanya, orang yang terdidik dia hanya manut-manut saja dari keadaan yang mengancam. Alat membuat kita diam atas realitas yang membunuh adalah polisi dan tentara dengan senjatanya. Kapan saja kita mudah diadudomba dengan siapapun.

Harga diri kita sebagai bangsa terancam di tanah kita. Kita menjadi tidak bebas berbuat sekehendak hati. Kita menjadi kaku di atas tanah kita. Hukum-hukum yang lahir bersama keberadaan kita luluh lantah. Kita dikejar-kejar. Kita ketakutan. Kita menjadi orang-orang pinggiran. Mereka menggempur. Itulah penjajahan sungguh mahadasyat.

Tiga bunyi telah membuat kita (Bangsa Papua Barat) hancur-hancuran di segala bidang. Setiap orang Papua tidak boleh menyerahkan harga dirinya secara gratis. Kata LAWAN harus dimulai saat ini, saat Anda membaca tulisan ini. Melawan dengan cara apa pun yang bisa kamu lakukan di posisi Anda saat ini. Menyumbang secara moril atau materil pada aksi-aksi di saat ini atau melakukan sesuatu pekerjaan sungguh untuk orang Papua saat ini adalah perlawanan anda.
Selengkapnya...

Forum Wawasan Nusantara di Nabire Mengancam

Saksi Mata wilayah Nabire melaporkan, telah terbentuk Forum Komunikasi Wawasan Nusantara (FKWN) di Aula BKKBN Kabupaten Nabire, Sabtu (19/11). Forum ini merupakan wadah bersama untuk memperkuat posisi dari seluruh paguyuban orang-orang pendatang (orang luar Papua) yang berdomisili di Nabire. Paguyuban ini diketuai oleh Agus Daeng S. dan Sekretaris M.Tohir untuk berbagai kepentingan.

Berdasarkan pantauan Saksi Mata di sela-sela acara, mengemuka bahwa orang pendatang tidak boleh tinggal diam atas berbagai soal yang telah berkembang di Papua saat ini. “Kalau ada pihak-pihak yang melakukan tindakan kekerasan maupun tindakan melanggar hukum lainnya, kita tidak akan tinggal diam. Kami akan mengompakkan seluruh kerukunan,” kata Ketua.

Beberapa tokoh masyarakat orang Papua asli di Nabire mengemukakan bahwa FKWN cukup mengancam keberadaan orang asli Papua di Nabire. “Kami merasa terancam dengan dong pu forum tu. Forum itu dibentuk oleh tentara dan polisi. Tentara mau mengadu domba kami orang asli Papua dengan kaum pendatang. Mereka juga mau klain tanah-tanah adat kami, kata Pak Sayori kepada Saksi Mata di Nabire.

Beberapa aktivis di Nabire mengabarkan, organisasi ini punya kekuatan besar dan mengancam. “Forum ini mereka bentuk karena ada banyak isu yang beredar terkait Papua. Mereka mau kriminalisasi nasionalisme Papua Barat. Tentara dong bentuk karena ada banyak isu soal Papua. Nanti para pendatang mau berhadapan dengan orang asli Papua lalu mereka bilang itu hanya konflik horizontal antarwarga,” kata Yulian Mahasiswa Uswim Nabire.

Beberapa intelektual orang Papua di Nabire mengatakan, persoalan orang Papua saat ini bukan dengan warga pendatang. Maka warga pendatang jangan resah dengan membuat forum ini atau forum itu. "Kami tidak musuh dengan orang pendatang. Masalah orang Papua saat ini persoalan harga diri bangsa Papua Barat. Masalah pengakuan akan harga diri sebagai bangsa Melanesia di Papua Barat. Kami terus akan minta pengakuan harga diri kami sebagai bangsa yang pernah merdeka,” kata Yance di Nabire. **



Selengkapnya...

TNI 2 Kompi Menerobos Masuk di Kampus STT Wartel Pos Nabire

Saksi Mata dari Nabire mengabarkan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerobos masuk di Kampus Sekolah Tinggi Theologia Wartel Pos Nabire Papua 19 November 2011. Peristiwa ini terjadi pada hari yang sama dengan waktu yang berbeda. Pertama pukul 10.00 waktu Papua. Lalu, terjadi lagi pukul 12.00 waktu Papua dan pada 13.00 waktu Papua.

Motif kedatangan TNI di kampus STT tidak jelas. “Mereka tidak kasih tahu. Mereka datang saja dengan pakaian dan senjata lengkap lalu kembali cepat. Kami tidak mengerti. Mungkin latihan perang di kampuskah atau masalah apa. Kami semua katakukan,” kata J Iyai mahasiswa STT di Nabire.

Menyikapi peristiwa itu, seluruh warga kampus beserta seluruh warga Papua di Nabire melakukan aksi damai pada Rabu, 23 November 2011 di Nabire. Sebagian besar mahasiswa di STT adalah para pendeta dari gereja-gereja kristen yang ada di Papua bagian Tengah. Mereka mengerahkan seluruh umat untuk mempertanyakan peristiwa tersebut.

“Kami tidak tahu, mengapa akhir-akhir ini TNI punya banyak acara. Kami anggap tidak ada apa-apa atau aman-aman saja tetapi TNI ini justru buat kami resah,” salah satu mahasiswa E. Wakey di STT WP.



Selengkapnya...

Selasa, November 15, 2011

Brimob Papua Kembali Menewaskan 8 Orang Warga Sipil Papua

Satuan Brimob Paniai Papua kembali menewaskan delapan warga sipil (suku Mee) di tempat pendulangan emas Degeuwo, Minggu (13/11), pukul 10:00 WIT. Mereka yang menjadi korban adalah:

1. Matias Tenouye (30 tahun) paha kanan peluru menembus,
2. Simon Adii (35 tahun) peluru itu menembus tulang rusuk dan perut Keluar tali,
3. Petrus Gobay (40 tahun) Dada peluru menembus Masuk ke Belakang,
4. Joel Ogetay (30 tahun) Otak keluar peluru kecil di depan,
5. Benjamin Gobay (25 tahun) peluru Kena Pajak ke dada keluar di bagian belakang,
6. Mrius Maday (35 tahun) peluru keluar dari dada di belakang,
7. Matias Anoka (40 tahun) peluru menghantam dada di belakang,
8. Yus Pigome (50 tahun) Peluru Di Dada dan Keluar di belakang.

Penyebab insiden itu tidak jelas. Mereka ditembak ketika mendulang emas di kali Degeuwo Paniai Papua. Kami akan melaporkan lebih lanjut.


Selengkapnya...

Berita Foto Demontrasi KNPB Nabire: Dialog No, Feferendum Yes!

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) melakukan aksi serentak di berbagai kota di tanah Papua, Senin, (14/11). Sebagaimana di kota lainnya di tanah Papua, Kabupaten Nabire juga mengadakan demontrasi di Taman Bunga Bangsa Oyehe Nabire. Ribuan masa rakyat membentangkan spanduk bertuliskan “Papua Darurat Militer”, “Referendum Yes!”, dan beberapa spanduk lainnya. KNPB menolak dialog dalam bentuk apa pun yang ditawarkan Jakarta dan meminta dunia internasional membuka maka dan segera menggelar refendum bagi Papua Barat. KNPB juga mengatakan, mendukung penuh upaya-upaya hukum dan perjuangan yang dilakukan oleh ILWP dan IPWP. Berikut berita fotonya seperti yang dikirimkan Saksi Mata dari Nabire, Papua.

















Selengkapnya...

Senin, Oktober 17, 2011

Kongres Rakyat Papua III Dihadiri 21 Ribu Orang


Bintang Kejora Berkibar Lima Menit

Saksi mata dari lapangan Zakehus Abepura, Jayapura, Papua, Senin (17/10), melaporkan Bendera Bintang Kejora (BK) berkibar pada acara pembukaan Konggres Rakyat Papua (KRP) III. Bendera itu dikibarkan pada proses pembukaan oleh penari sampari dari Biak. Saksi mata dan dilangsir oleh (http://news.okezone.com), KRPdihadiri oleh lebih dari 21 ribu rakyat Papua Barat. Kongres dibuka sekira pukul 11.30 WIT diawali dengan doa dan lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua.

Sebelum pembukaan konggres, para penari dari berbagai daerah dipersilahkan membawakan tarian adat yang sudah disiapkan dilapangan terbuka. Sejumlah penari maju menampilkan tariannya. Bintang Kejora berkibar ketika belasan penari sampari menampilkan tariannya, salah seorang penari langsung mengibarkan Bendera Bintang Kejora (BK) ditengah tarian. Kobaran BK yang diikat dengan sebilah kayu berukuran lima meter itu berkibar diudara hampir sekitar lima menit.

Kibaran BK disambut teriakan yel-yel “Merdeka.” “Papua… Merdeka, Merdeka,” oleh para ribuan peserta. Hingga berita ditulis, KRP III telah dibuka dengan resmi dan sedang berjalan aman. KRP III akan berlangsung dari 16 s.d. 19 Oktober 2011.

Kepolisian dari Polda Papua dan TNI mengatakan akan membubarkan paksa acara kongres jika bendera dikibarkan dan ada pernyataan berisi kemerdekaan Papua. Hingga berita ini ditulis, sekira 500 polisi dan TNI AD dari Yonif 751 masih berjaga di beberapa titik dengan jarak 100 meter dari lokasi acara di lapangan sepak bola Jalan Yakonde, Abepura.

Dalam pidatonya Forkurus mengatakan bahwa Papua harus mengurus dirinya sendiri.“Rakyat Papua ingin berdiri sendiri dan ingin mengelola tanahnya sendiri tanpa ikut campur dari pemerintahan,” ujar Forkorus dalam pidatonya, Senin (17/10/2011).

Ratusan orang dari pasukan Penjaga Tanah Adat Papua (Petapa), pasukan Koteka, dan pasukan Papua Barat, memeriksa siapa saja yang masuk ke lapangan tempat diadakannya KRP III. ***




Selengkapnya...

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!