Ancaman penjajahan datang bukan tanpa tanda. Dia memberi tanda kepada orang atau suku bangsa yang akan dikuasainya perihal kedatangannya. Bangsa Papua Barat diberi tanda ancaman penjajahan melalui tiga bunyi. Pertama, bunyi pesawat (udara). Kedua, bunyi stom kapal (laut). Ketiga, bunyi senjata api (darat). Tiga bunyi ini adalah simbol kehadiran penjajahan di muka bumi Papua Barat.
Babak pertama bagi kehidupan orang Papua adalah babak tanpa siapun di atas tanah Papua. Babak berikut adalah babak orang luar datang sebagai penjajah di Papua Barat. Mereka datang menggunakan pesawat dan kapal. Setelah mereka tiba mereka menyatakan sehadirannya dengan menembak segala sesuatu.
Dalam keseharian, orang yang baru datang itu memerintah. Orang Papua Barat harus tunduk pada segala sesuatu yang datang, termasuk harus tunduk pada makanan dan kebudayaan luar. Alat-alat kebudayaan sebagai indentitas harus diserahkan. Menyaksikan tanah-tanah keramat dirusak, gunung-gunung besar dihancurkan. Sungai-sungai dicemari.
Mereka menggempur sungguh. Mereka klaim semua. Mereka terus datang. Bunyi pesawat terus terdengar. Stom kapal putih tiap minggu, mereka datang tempati hutan-hitan kita yang keramat. Mereka kendalikan kita di segala bidang. Mereka tidak hanya mengambil tetapi benar-benar menguras kita. Mereka hancurkan identitas kita melalui pendidikan yang mereka bangun di tanah ini.
Menyaksikan anak-anak yang melawan ditangkap. Menyaksikan pemuda-pemuda yang melawan realitas ditangkap. Mereka dituduh, anak-anak dan para pemuda itu belum terdidik. Katanya, orang yang terdidik dia hanya manut-manut saja dari keadaan yang mengancam. Alat membuat kita diam atas realitas yang membunuh adalah polisi dan tentara dengan senjatanya. Kapan saja kita mudah diadudomba dengan siapapun.
Harga diri kita sebagai bangsa terancam di tanah kita. Kita menjadi tidak bebas berbuat sekehendak hati. Kita menjadi kaku di atas tanah kita. Hukum-hukum yang lahir bersama keberadaan kita luluh lantah. Kita dikejar-kejar. Kita ketakutan. Kita menjadi orang-orang pinggiran. Mereka menggempur. Itulah penjajahan sungguh mahadasyat.
Tiga bunyi telah membuat kita (Bangsa Papua Barat) hancur-hancuran di segala bidang. Setiap orang Papua tidak boleh menyerahkan harga dirinya secara gratis. Kata LAWAN harus dimulai saat ini, saat Anda membaca tulisan ini. Melawan dengan cara apa pun yang bisa kamu lakukan di posisi Anda saat ini. Menyumbang secara moril atau materil pada aksi-aksi di saat ini atau melakukan sesuatu pekerjaan sungguh untuk orang Papua saat ini adalah perlawanan anda.
Selasa, November 22, 2011
Tiga Bunyi Simbol Penjajahan
----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar