Sabtu, Oktober 02, 2010
Sejumlah Menteri Datang di Tanah Papua: Hasil 9 Tahun Otsus, Migrasi Meningkat Signifikan
Tanah Papua—Terkait keinginan dan desakan orang Papua untuk referendum, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SB) mengutus para menteri selama dua hari (Rabu-Kamis, 28-29/9) di tanah Papua. Rombongan menteri tersebut tiba di Jayapura dengan menggunakan pesawat VIP TNI AU A-73042, Rabu (29/9), pukul 15.00 WIT.
Rombongan menteri yang datang diantaranya 3 menteri coordinator (Menko) Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, dan Menko Perekonomian Hatta RAdjasa, serta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Dirjen Kesbangpol ahmad Tanribali Lammo, Direktur Otsus DR. Agus Fathoni, Mendiknas M. Nuh, Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu, Menteri Perumahan Rakyat Suharsi Monoarpa, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Kepala Badan Intelijen Negara/ BIN Pol (Pur) Sutanto, serta staf khusus kepresidenan bidang pembangunan dan otonomi daerah Velix Wanggai.
Seperti dilangsir media lokal Papua, Humas Pemerintah Provinsi Papua Henock Puraro saat dihubungi menjelaskan bahwa kedatangan sejumlah menteri dan pejabat tinggi pusat serta menteri tersebut ke Papua dalam rangka melihat dan membicarakan sejumlah persoalan di Papua baik yang menyangkut pembangunan maupun sejumlah persoalan politik yang sedang hangat di Papua.
Dalam laporan pembangunan 9 tahun Otonomi Khusus di Tanah Papua yang disampaikan Gubernur Papua dan Papua Barat pada intinya sama. Tidak ada satu bidang pun yang mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi baik di provinsi Papua dan Papua Barat adalah meningkatnya kaum migran (Jawa, Toraja, Batak, Ambon, dan lainnya) secara drastis di tanah Papua. Dalam laporannya, Gubernur mengatakan, saat ini jumlah pendatang telah melebihi jumlah penduduk asli di Papua.
Dalam komentarnya yang dilangsir PapuaTV, Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu mengatakan, di bidang kesehatan tidak terjadi perubahan sama sekali baik dari sisi kualitas maupun secara kuantitas. Hal senada juga dikatakan Menko Perekonomian Hatta Radjasa di bidang ekonomi. Katanya, selama 9 tahun justru membuat orang asli Papua tersingkir. ***
Rombongan menteri yang datang diantaranya 3 menteri coordinator (Menko) Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, dan Menko Perekonomian Hatta RAdjasa, serta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Dirjen Kesbangpol ahmad Tanribali Lammo, Direktur Otsus DR. Agus Fathoni, Mendiknas M. Nuh, Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu, Menteri Perumahan Rakyat Suharsi Monoarpa, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Kepala Badan Intelijen Negara/ BIN Pol (Pur) Sutanto, serta staf khusus kepresidenan bidang pembangunan dan otonomi daerah Velix Wanggai.
Seperti dilangsir media lokal Papua, Humas Pemerintah Provinsi Papua Henock Puraro saat dihubungi menjelaskan bahwa kedatangan sejumlah menteri dan pejabat tinggi pusat serta menteri tersebut ke Papua dalam rangka melihat dan membicarakan sejumlah persoalan di Papua baik yang menyangkut pembangunan maupun sejumlah persoalan politik yang sedang hangat di Papua.
Dalam laporan pembangunan 9 tahun Otonomi Khusus di Tanah Papua yang disampaikan Gubernur Papua dan Papua Barat pada intinya sama. Tidak ada satu bidang pun yang mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi baik di provinsi Papua dan Papua Barat adalah meningkatnya kaum migran (Jawa, Toraja, Batak, Ambon, dan lainnya) secara drastis di tanah Papua. Dalam laporannya, Gubernur mengatakan, saat ini jumlah pendatang telah melebihi jumlah penduduk asli di Papua.
Dalam komentarnya yang dilangsir PapuaTV, Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu mengatakan, di bidang kesehatan tidak terjadi perubahan sama sekali baik dari sisi kualitas maupun secara kuantitas. Hal senada juga dikatakan Menko Perekonomian Hatta Radjasa di bidang ekonomi. Katanya, selama 9 tahun justru membuat orang asli Papua tersingkir. ***
----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar