Minggu, September 26, 2010
Brimob Kembali Menembak Warga Sipil di Manokwari Papua
Tanngal 16 Sepember 2010, jam 7 malam, masyarakat Papua kembali menjadi Korban Kebengisan serdadu Indonesia ( TNI/ POLRI) yang bertugas di Daerah Pendudukan Indonesia di Tanah Papua. Tiga Warga Manokwari masing –masing : Naftali Kuan (Pria, Meninggal), (Septi Kuan, Meninggal), Antomina Kuan (Wanita, Kritis), menjadi korban kebrutalan Brimob Polda Papua, yang melakukan penyisiran dangan peralatan perang lengkap.
Menurut data kasar yang di peroleh anggota Milling List Komunitas Papua Dominikus Sorabut, dari dari tempat kejadian, bahwa: “ sekitar jam 07.00 depan Brimob jln Baru Manakwari, ada kecelakaan sebuah motor menabrak seorang mama, masyarakat di TKP dan keluarga mengamuk insident tersebut, saling bersih tegang juga terjadi pelemparan, kemudian salah seorang anggota brimob kena lemparan. Anggota brimob tersebut mengadu ke teman-teman korpsnya”
“Anggota Brimob datang ke TKP kemudian menembak 3 orang wagra sipil (mereka bukan pelaku pelemparan tapi waktu yang sama mereka lewat di TKP). Korban di Larikan ke rumah sakit namun tidak tertolong “
“Mulai dari tdi malam sampai siang ini mayat di arak-arakkan di kota Manokwari. Aktrifitas kota Manowari lumpuh total, jalan-jalan besar di palang oleh warga, situasi belum kondusif. ( ini laporan awal)”
Versi Brimob
Menurut Laporan Versi Brimob. Ada Tujuh anggota Brimob yang diduga bertanggung jawab atas penembakan secara membabi buta terhadap warga Manokwari diperiksa secara intensif oleh Provost Polres Manokwari, Papua Barat. Dua warga tewas dan satu kritis dalam insiden ini.
"Tujuh personel Brimob yang diperiksa adalah anggota yang diduga melakukan penyisiran dan penembakan di kampung warga," kata Kapolres Manokwari AKBP Bambang Ricky saat dikonfirmasi, Kamis 16 September 2010.
Kapolres menjelaskan, kesimpulan sementara, apa yang dilakukan anggota Brimob saat itu sudah sesuai prosedur tetap (protap). Saat anggota melakukan penyisiran, kata dia, warga tidak mengindahkan sejumlah tembakan peringatan. "Sehingga dikeluarkan tembakan untuk melumpuhkan," kata Bambang.
Pemeriksaan ketujuh anggota, kata dia, hanya untuk kejelasan saja. "Jika ditemukan ada kesalahan tentu akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.''
Penembakan, menurut Kapolres, berawal ketika ada kecelakaan lalu lintas di Jalan Esau Sesa Manokwari. Seorang pengendara motor menabrak pejalan kaki. Lantas pengendara itu kabur meninggalkan motornya.
Pelaku lari menuju markas Brimob yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Beberapa anggota Brimob kemudian mendatangi lokasi kecelakaan untuk menenangkan warga yang saat itu sudah berkumpul dan marah.
"Massa sudah emosi sambil menenteng panah, parang dan balok kayu, sehingga saat Brimob berupaya menenangkan malah diserang. Warga memukul kepala Brigadir Amri dan memanah paha brigadir Ismail,'' ujar Bambang.
Kontan, anggota Brimob yang lain tidak terima, lalu mendatangi TKP dan melakukan penyisiran untuk mencari warga yang melakukan pemukulan. "Saat menyisir anggota Brimob memberikan tembakan peringatan tapi warga tidak mengindahkan dan terus melawan. Seorang warga bernama Naftali Kuan, kakinya ditembak," ujarnya.
Naftali kemudian digotong menuju markas Polres Manokwari untuk dimintai keterangan, tapi karena kondisinya yang parah ia kemudian dilarikan ke RSUD Manokwari. ''Tapi, Naftali Kuan tewas di rumah sakit,'' singkatnya.
Sedangkan korban wanita bernama Antomina Kuan yang juga terkena tembakan, malam itu juga dilarikan ke RSUD dan sampai saat ini kondisinya masih kritis.
Sementara korban bernama Septi Kuan baru ditemukan Kamis pagi dalam kondisi tidak bernyawa di jurang tidak jauh dari lokasi. Belum bisa dipastikan apakah tewas karena tembakan atau terjatuh ke jurang.
Situasi Manokwari berangsur pulih. Aktivitas mulai berjalan, toko-toko mulai buka. meski di sejumlah titik aparat Kepolisian di bantu TNI masih berjaga-jaga.
Main tembak
Aksi main tembak di Manokwari dan di Papua pada umumnya oleh Polisi / Brimob dan TNI bukan merupakan hal yang baru dilakukan di Papua. Pemubunuhan secara sistematis terhadap warga sipil Papua telah diperintahkan oleh Pemerintah Kolonial Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, dengan satu tujuan yaitu menerapkan GENOCIDA ( pemusnahan etnis) atas suku asli di Tanah Papua.
Keadaan seperti ini akan berlangsung terus, karena merupakan “MASTER PLAN” Pemerintah Indonesia untuk menguasai tanah Papua secarah utuh, sebagai bagian dari cadangan untuk menyalurkan ledakan penduduk di Daerah Jawa.
Menurut data kasar yang di peroleh anggota Milling List Komunitas Papua Dominikus Sorabut, dari dari tempat kejadian, bahwa: “ sekitar jam 07.00 depan Brimob jln Baru Manakwari, ada kecelakaan sebuah motor menabrak seorang mama, masyarakat di TKP dan keluarga mengamuk insident tersebut, saling bersih tegang juga terjadi pelemparan, kemudian salah seorang anggota brimob kena lemparan. Anggota brimob tersebut mengadu ke teman-teman korpsnya”
“Anggota Brimob datang ke TKP kemudian menembak 3 orang wagra sipil (mereka bukan pelaku pelemparan tapi waktu yang sama mereka lewat di TKP). Korban di Larikan ke rumah sakit namun tidak tertolong “
“Mulai dari tdi malam sampai siang ini mayat di arak-arakkan di kota Manokwari. Aktrifitas kota Manowari lumpuh total, jalan-jalan besar di palang oleh warga, situasi belum kondusif. ( ini laporan awal)”
Versi Brimob
Menurut Laporan Versi Brimob. Ada Tujuh anggota Brimob yang diduga bertanggung jawab atas penembakan secara membabi buta terhadap warga Manokwari diperiksa secara intensif oleh Provost Polres Manokwari, Papua Barat. Dua warga tewas dan satu kritis dalam insiden ini.
"Tujuh personel Brimob yang diperiksa adalah anggota yang diduga melakukan penyisiran dan penembakan di kampung warga," kata Kapolres Manokwari AKBP Bambang Ricky saat dikonfirmasi, Kamis 16 September 2010.
Kapolres menjelaskan, kesimpulan sementara, apa yang dilakukan anggota Brimob saat itu sudah sesuai prosedur tetap (protap). Saat anggota melakukan penyisiran, kata dia, warga tidak mengindahkan sejumlah tembakan peringatan. "Sehingga dikeluarkan tembakan untuk melumpuhkan," kata Bambang.
Pemeriksaan ketujuh anggota, kata dia, hanya untuk kejelasan saja. "Jika ditemukan ada kesalahan tentu akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.''
Penembakan, menurut Kapolres, berawal ketika ada kecelakaan lalu lintas di Jalan Esau Sesa Manokwari. Seorang pengendara motor menabrak pejalan kaki. Lantas pengendara itu kabur meninggalkan motornya.
Pelaku lari menuju markas Brimob yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Beberapa anggota Brimob kemudian mendatangi lokasi kecelakaan untuk menenangkan warga yang saat itu sudah berkumpul dan marah.
"Massa sudah emosi sambil menenteng panah, parang dan balok kayu, sehingga saat Brimob berupaya menenangkan malah diserang. Warga memukul kepala Brigadir Amri dan memanah paha brigadir Ismail,'' ujar Bambang.
Kontan, anggota Brimob yang lain tidak terima, lalu mendatangi TKP dan melakukan penyisiran untuk mencari warga yang melakukan pemukulan. "Saat menyisir anggota Brimob memberikan tembakan peringatan tapi warga tidak mengindahkan dan terus melawan. Seorang warga bernama Naftali Kuan, kakinya ditembak," ujarnya.
Naftali kemudian digotong menuju markas Polres Manokwari untuk dimintai keterangan, tapi karena kondisinya yang parah ia kemudian dilarikan ke RSUD Manokwari. ''Tapi, Naftali Kuan tewas di rumah sakit,'' singkatnya.
Sedangkan korban wanita bernama Antomina Kuan yang juga terkena tembakan, malam itu juga dilarikan ke RSUD dan sampai saat ini kondisinya masih kritis.
Sementara korban bernama Septi Kuan baru ditemukan Kamis pagi dalam kondisi tidak bernyawa di jurang tidak jauh dari lokasi. Belum bisa dipastikan apakah tewas karena tembakan atau terjatuh ke jurang.
Situasi Manokwari berangsur pulih. Aktivitas mulai berjalan, toko-toko mulai buka. meski di sejumlah titik aparat Kepolisian di bantu TNI masih berjaga-jaga.
Main tembak
Aksi main tembak di Manokwari dan di Papua pada umumnya oleh Polisi / Brimob dan TNI bukan merupakan hal yang baru dilakukan di Papua. Pemubunuhan secara sistematis terhadap warga sipil Papua telah diperintahkan oleh Pemerintah Kolonial Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, dengan satu tujuan yaitu menerapkan GENOCIDA ( pemusnahan etnis) atas suku asli di Tanah Papua.
Keadaan seperti ini akan berlangsung terus, karena merupakan “MASTER PLAN” Pemerintah Indonesia untuk menguasai tanah Papua secarah utuh, sebagai bagian dari cadangan untuk menyalurkan ledakan penduduk di Daerah Jawa.
----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar