Berdasarkan Pantauan Saksi Mata kejadian bermula ketika korban melihat TNI memonopoli tangga naik kapal Penumpang Labobar sehingga mengakibatkan seorang ibu dengan anaknya terjepit dan jatuh. Korban tidak tahan melihat hal itu menegur anggota TNI di tempat kejadian perkara. Lalu, selanjutnya terjadi adu mulut.
“Kamu atur baik-baik ini kami bukan binatang. Kami ini manusia. Kamu jangan mempersempit tangga/jalan. Kasih kesempatan masyarakat naik dulu,” kata korban kepada TNI yang mengambil hampir sebagian ruas tangga naik.
“Bukan kamu yang mengatur kami, tetapi kami yang mengatur kamu,” kata seorang anggota dengan nada yang tegas. Lalu, anggota itu dan enam anggota lainnya mengeroyok korban di hadapan ibu kandung dan saudara kandungnya, serta para penumpang. Seorang anggota mencabut sangkur dan menikam di kepala (antara alis mata dan telinga).
Saat yang bersamaan anggota yang lain mengejar warga masyarakat yang ada di sekitarnya. Saat semua masyarakat berlarian menjauh, aparat TNI membuang korban yang kritis itu di celah antara kapal dengan tembok darmaga sehingga meninggal di dalam air.
Akibat dari peristiwa itu, kapal tertahan selama satu malam di pelabuhan Nabire. Dan, pencarian korban dilakukan. Pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 08.15 waktu setempat mayatnya ditemukan 5 meter ke dalaman laut.
Hasil pemeriksaan media dari Rumah Sakit Umum Nabire menunjukkan bahwa ada luka tikam di alis mata sampai di telinga, otak kecil hancur, bibir di bawah sobek dan mengeluarkan darah yang segar melalui mulut, dan hidung.
1 komentar:
saya cukup perihatin dengan apa yang terjadi di Papua,,,saya adalah orang Sunda yang mencintai Papua,,yang mengharapkan kedamaian di Papua,,,Percayalah sodaraku begitu banyak orang-orang yang menginginkan perdamaian di tanah Papua tercinta,,,Maju terus sodaraku,,,,,,,,
Posting Komentar