... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Rabu, April 20, 2011

Warga Dogiyai Ditembak dengan Peluru Berjenis PIN 10 5.56

Kapolsek Bandar Togel, Rakyat Sipil Ditembal Alat Negara, 
Rakyat Akan Serahkan Pistol Langsung ke Presiden

Dogiyai (SaksiMata)--Beberapa pekerja HAM yang melakukan investigasi di Dogiyai mengatakan, warga sipil ditembak dengan peluru Berjenis PIN 10 5.56 (bagian ujung peluru tertulis begitu). Katanya, penembakan itu dilakukan dari jarak jauh. Jadi, katanya, warga ditembak bulan menggunakan pistol. Beberapa warga juga mengatakan polisi membawa senjata besar.

Kapolsek Moanemani, Kabupaten Pania AKP MM telah lama menjadi Bandar menjadi bandar sekaligus agen togel (judi) di Ibu Kota Kabupaten Dogiyai. “Masyarakat tahu mereka sering beli angka di kapolres. Mereka sering tidak dibayar kalau angka kena. Kalau minta tuntut selalu dikejar. Kali ini mereka tidak bias sabar dan melawan, akhirnya Polres dan anak buahnya mengejar warga,” katanya.

Warga merampas Pistol satu buah dari tangan polisi dan rencanya akan diserahkan langsung kepada Presiden. “Kami akan serahkan kepada presiden karena itu alat Negara. Polisi main judi, polisi tembak rakyat pakai alat Negara itu tidak benar. Kami akan serahkan alat Negara kepada presiden. Kami mau DPRP fasilitasi kami. Titik,” kata warga Dogiyai via telepon selulernya.



''Kapolsek Moanemani menjadi bandar togel di wilayahnya, namun, itu masih isu atau rumor yang saya terima,''ujar Kapolda di Markas Polda Papua, Senin 18 April 2011.

Kabar itu, tambah dia, harus diselidiki. ''Ini kan baru sebatas katanya, jadi masih perlu didalami, jangan sampai hanya isu semata,'' kata Kapolda.

Untuk itu, sambungnya, Polda Papua sudah mengirim satu peleton pasukan ke Moanemani memback up anggota yang ada disana, serta satu regu tim untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek.

''Satu peleton yang dikirim untuk memelihara keamanan di Moanemani, sedangkan satu regu dibawah pimpinan Kabid Propram dan Direskrim Polda Papua, tugasnya memeriksa Kapolsek terkait informasi, ia menjadi bandar togel,'' kata Kapolda.

''Saya belum tahu apakah penembakan sudah sesuai prosedur, karena tim dari Polda masih memeriksa anggota yang terlibat,'' kata Bekto.

Terkait pernyataan anggota Fraksi Demokrat di DPR Papua, Ruben Magai, agar Kapolda mengundurkan diri atau diganti, karena anggotanya betindak arogan dan asal main tembak, Bekto Suprapto menandaskan, setiap warga bebas bependapat. ''Saya akan berupaya memimpin Polda Papua sebaik mungkin," kata dia. "Kalau ada yang menghendaki saya mundur itu adalah hak setiap orang untuk mengeluarkan pendapatnya."


Selengkapnya...

Dua Pemuda Dogiyai Ditemukan Tewas Misterius

Pasca terjadinya penembakan dan penyisiran oleh oknum aparat Kepolisian dan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) beberapa hari lalu di Dogiyai, kini keluarga dan warga Dogiyai kembali dikejutkan dengan ditemukannya dua mayat yang telah diketahui identitasnya.

Kedua mayat yang ditemukan tersebut adalah Kris Pigome asal Kampung Pouwouda dan Markus Goo, anak Kepala Kampung Tuwaida, Distrik Kamu Selatan, Kabupaten Dogiyai. Mereka berdua ditemukan tewas mengenaskan, malam (15/4) di lokasi Jalan Trans Nabire - Ilaga, kilometer 38 Kabupaten Nabire.

Kejadian ini sudah diketahui oleh pihak keluarga. “Kejadiannya tadi malam. Mereka berdua kami sudah nasihati agar jangan keluar rumah atau jangan melakukan perjalanan ke Dogiyai. Tapi mereka dua kepala batu. Mereka dua rupanya melakukan perjalanan pulang kampung. Tapi dibunuh di tengah perjalan menuju Dogiyai,” jelas Vincen Goo, salah satu anggota keluarga yang dihubungi JUBI, sabtu (16/4).

Hingga kini penyebab kematian keduanya masih misterius. “Kami tadi dari rumah sakit Siriwini (nabire). Kami tidak tahu, kenapa dan siapa yang bunuh? Tapi yang jelas mereka berdua dibunuh,” ungkap Vincen. Hingga berita ini ditulis kedua mayat tersebut kabarkan akan di bawah ke rumah duka keluarganya di Kota Nabire.


Selengkapnya...

Minggu, April 17, 2011

Kerusuhan Dogiyai: Ribuan Rakyat Mengungsi ke Hutan, Aparat TNI dan POLRI Masih Siaga

"Dua Warga Sipil Ditembak Mati"

Dari Kabupaten Dogiyai Papua malam, Minggu (17/4) pukul 20.00 WIT, Fred Edoway (35) melalui telepon selulernya melaporkan, ribuan rakyat Dogiyai sudah mengungsi ke hutan. Ibu kota Kabupaten Dogiyai menjadi kota mati. Katanya, Aparat gabungan yang didrop dari Nabire, Paniai dan Timika termasuk pasukan Brimob Polda Papua menguasai Ibu kota Kabupaten Dogiyai.

“Sekolah tidak berjalan, apalagi pemerintahan dan aktivitas lainnya. Mereka (TNI/POLRI) siaga dan malam-malam mereka ketuk-ketuk rumah warga. Warga sangat ketakutan dan sudah mengungsi ke hutan dan meninggalkan rumah, ternak, dan kebun mereka. Ternak masyarakat menjadi sasaran makanan para anggota yang masih ada di sini,” katanya dari Pintu Angin, Iyadimi (gunung perbatasan Dogiyai dan Deiyai.

Katanya, gabungan TNI dan POLRI menyisir beberapa kampung di Kabupaten Dogiyai. Beberapa rumah, kebun dan hewan ternak piaraan masyarakat setempat menjadi sasaran. Menurut informasi yang didapat pada tanggal 15 April 2011 bahwa 10 rumah dibakar dan juga hewan piaran serta beberapa kebun sapu rata. Sampai kini belum bisa dipastikan beberapa orang rakyat sipil yang tewas susulan, dan berapa rumah yang dibakar dan hewan piaran mengingat ibu Kota Kabupaten sunyi-sepi.

Katanya, aparat polisi telah menewaskan dua orang rakyat sipil, yakni Dominikus Auwe dan Aloisius Waine. Tiga orang yang lain masih kritis, yakni Otin Yobe, Matias Iyai dan Albert Pigai. Sementara di pihak polisi, Kapolsek terkena luka sobekan di tangan.

Dikabarkan dari Dogiyai, masyarakat setempat mengalami kelaparan, sakit dan bahkan ada pula yang meninggal dunia. Katanya, Detianus Goo anak umur 8 tahun meninggal dunia pada 16 April 2011 jam 09.00 karena kelaparan di hutan. Selain itu, ibu Rosia Goo pergi dari Mauwa ke Udekebo untuk mencari tempat persembunyian. Ibu Rosia yang berumur 40 tahun ini meninggal di Udekebo pada tanggal 16 April 2011.

Warga mengaku takut dengan penambahan pasukan dan operasi yang dilancarkan pasukan keamanan untuk pelaku-pelaku kerusuhan di kabupaten pemekaran baru itu. “Semua penduduk sudah mengungsi. Saya dan istri saya dan anak-anak saya baru sampai di wilayah Mapia (wilayah Dogiyai),” kata Tus Yobe, warga Dogiyai melalui telepon selulernya, Jumat (15/4) siang.

Ketakutan juga diungkapkan warga lainnya, Maria Yobe, yang mengungsi ke Kecamatan Diyai. “Kami takut ditembak. Jangan sampai polisi atau tentara dong (mereka) masuk ke rumah. Lebih bagus mengungsi saja,” kata Maria Yobe.

Juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat siang mengatakan situasi di Dogiyai sudah aman. “Senjata (pistol revolver) Kapolsek masih diupayakan pencariannya, dan tidak ada penambahan pasukan,” Tulis Wachyono dalam pesan pendeknya.

Markas Kepolisian Sektor Moenamani dirusak dan dibakar oleh sekelompok orang, Rabu sore lalu. Dalam aksi itu, senjata revolver milik Kepala Kepolisian Sektor Moenamani Ajun Komisaris Mardi Marpaung dirampas. Tiga aparat polisi dievakuasi ke RSUD Nabire karena terluka. Selanjutnya, 18 personel termasuk Mardi Marpaung diamankan ke Nabire.

D. Goo mengatakan, masalah dasarnya adalah akibat permainan TOGEL. Ceritanya, ketika seorang pemuda yang telah memenangkan kupon pergi ke agen penjualan kupon tersebut dan tanpa kompromi polisi menembaknya. Polisi yang datang ke tempat jualan kupon TOGEL (Agen TOGEL) tersebut menyita kupon dan uang hasil jualan Kupon yang disimpan dalam plastik hitam dibawa secara paksa oleh polisi. Kemudian pemuda-pemuda mengejar polisi yang berlari ke arah kantor polisi karena mereka merasa haknya atas kemenangan permainan TOGEL belum dibayar. Di sana mereka berhadapan dengan Kapolsek Kamuu, Mardi Marpuang, S. Sos serta anak buahnya.

Anehnya, di kabupaten Dogiyai malah polisi yang memegang agen TOGEL. Padahal, ada larangan untuk jualan kupon TOGEL sebelumnya. Permainan TOGEL yang telah mewabah di Kabupaten Dogiyai akhirnya telah menelan korban jiwa.

Situasi semakin memuncak setelah peluru pistol Kapolsek habis, ia perintahkan anak buahnya untuk tembak. Insiden penembakkan ini memancing emosional para pemuda, sehingga mereka membakar kantor polisi saat itu juga. Ketika rombongan polisi keluar, situasi pun semakin memanas. Akhirnya, para pemuda pun turun ke arah perkiosan dan membakar beberapa kios.

Hingga hari ketiga warga Dogiyai masih berada dalam suasana ketakutan. Mereka masih was-was dengan apa yang bakal terjadi setelah penembakkan berdarah itu terjadi. Pemerintah daerah Dogiyai, khususnya lembaga legislatif saat itu lamban memecahkan persoalan ini.

Selengkapnya...

Selasa, April 12, 2011

Papua Berpotensi Terjadi Konflik Tingkat Tinggi

Wakil Ketua Komisi Hak Hak Asasi Manusia (Komnas) HAM Perwakilan Papua Mathius Murib menegaskan, Papua saat ini berpotensi terjadinya konflik tingkat tinggi terkait kasus Pilkada, pro kontra MRP/Otsus, konflik agama/gereja, kasus Puncak Jaya, insiden penembakan di areal PT Freeport Indonesia di Tembagapura, bencana banjir bandang di Paniai, kematian misterius yang belum diungkap dan lain lain.

Demikian diungkapkan Murib melalui SMS yang diterima Bintang Papua, Selasa (12/4) malam. Dia mengatakan, pihaknya menghimbau kepada semua pihak agar tetap waspada, menjaga diri dan kedamaian di Tanah Papua dan tak mudah terpancing emosi, tetap kritis yang rasional di era demokratisasi dan HAM di Indonesia sesuai dengan nilai nilai adat dan ajaran agama, serta tetap mengacu kepada peraturan perundang undangan yang berlaku.

Menurut dia, jika ada pihak pihak dengan sadar atau tidak memprovokasi situasi supaya berhenti dan bertobat. Selamat dan sukses bagi anggota MRPbaru semoga tetap memperjuangan hak hak orang asli Papua. Kiranya anggota MRP Jilid II hormati perjuangan anggota MRP Jilid I Almarhum Agus Alue Alua dan kawan kawan. (mdc/don)


Sumber: http://bintangpapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=10147:papua-berpotensi-terjadi-konflik-tingkat-tinggi&catid=25:headline&Itemid=96





Selengkapnya...

Senin, April 04, 2011

Berita Foto: Aksi 1000-an Masa di Nabire, Papua

"Otsus Gagal Total, Gelar Dialog Internasional untuk Papua"

Nabire
--Seribuan Rakyat asli Papua di Nabire menggelar aksi long march sekitar 6 Kilo Meter dari Taman Bunga Bangsa Papua Barat Oyehe menuju ke kantor DPRD Kabupaten Nabire, Senin (4/4).

Mereka membentangkan sebuah spanduk besar yang bertuliskan "Otonomi Khusus Papua Gagal Total, Hak Hidup Rakyat Papua Terancam, segera Gelar Dialog Internasional". Selain itu mereka juga membawa sebuah peti mati yang dibungkus dengan kain hitam dan bertuliskan"Almarhum Otsus".

Masa aksi melakukan waita keliling kantor DPRD Nabire dan berorasi di hadapan DPRD Ketua DPRD Kabupaten Nabire serta seluruh anggota sekitar 1 jam. Setelah itu mereka membacakan pernyataan sikap. Isi pernyataan poin pertama adalah meminta DPRD Nabire untuk gelar sidang istimewa untuk mengatakan Otsus gagal dan diteruskan ke DPRP, Gubernur, DEPDAGRI, dan presiden. Kedua, mereka mengatakan menolak dengan tegas pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat yang dibentuk negara. Selanjutnya, mereka sampaikan bahwa berbagai keprihatinan di tanah Papua.

Aksi itu dilakukan dalam suasa marah dn haru. Pada awalnya masa mendengar dan menyanyikan lagi "Di Sini Pulauku". Pada akhir aksi masa aksi membakar peti Otsus itu di depan kantor DPRD Nabire dengan disaksikan oleh seluruh anggota DPRD.

Ketua DPRD Kabupaten Nabire, Titi Yuliana Marey Worabai, di depan masa aksi mengatakan, dirinya bersama anggota lain dipilih oleh rakyat untuk menerima dan meneruskan aspirasi. Jadi, katanya aspirasi itu akan diteruskan ke Jayapura dan ke Jakarta. Aksi masa juga mengatakan, mereka akan mengawal dan jika tidak dilanjutkan akan datang lagi aksi.

Berikut berita fotonya:
































Selengkapnya...

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!