... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Minggu, April 17, 2011

Kerusuhan Dogiyai: Ribuan Rakyat Mengungsi ke Hutan, Aparat TNI dan POLRI Masih Siaga

"Dua Warga Sipil Ditembak Mati"

Dari Kabupaten Dogiyai Papua malam, Minggu (17/4) pukul 20.00 WIT, Fred Edoway (35) melalui telepon selulernya melaporkan, ribuan rakyat Dogiyai sudah mengungsi ke hutan. Ibu kota Kabupaten Dogiyai menjadi kota mati. Katanya, Aparat gabungan yang didrop dari Nabire, Paniai dan Timika termasuk pasukan Brimob Polda Papua menguasai Ibu kota Kabupaten Dogiyai.

“Sekolah tidak berjalan, apalagi pemerintahan dan aktivitas lainnya. Mereka (TNI/POLRI) siaga dan malam-malam mereka ketuk-ketuk rumah warga. Warga sangat ketakutan dan sudah mengungsi ke hutan dan meninggalkan rumah, ternak, dan kebun mereka. Ternak masyarakat menjadi sasaran makanan para anggota yang masih ada di sini,” katanya dari Pintu Angin, Iyadimi (gunung perbatasan Dogiyai dan Deiyai.

Katanya, gabungan TNI dan POLRI menyisir beberapa kampung di Kabupaten Dogiyai. Beberapa rumah, kebun dan hewan ternak piaraan masyarakat setempat menjadi sasaran. Menurut informasi yang didapat pada tanggal 15 April 2011 bahwa 10 rumah dibakar dan juga hewan piaran serta beberapa kebun sapu rata. Sampai kini belum bisa dipastikan beberapa orang rakyat sipil yang tewas susulan, dan berapa rumah yang dibakar dan hewan piaran mengingat ibu Kota Kabupaten sunyi-sepi.

Katanya, aparat polisi telah menewaskan dua orang rakyat sipil, yakni Dominikus Auwe dan Aloisius Waine. Tiga orang yang lain masih kritis, yakni Otin Yobe, Matias Iyai dan Albert Pigai. Sementara di pihak polisi, Kapolsek terkena luka sobekan di tangan.

Dikabarkan dari Dogiyai, masyarakat setempat mengalami kelaparan, sakit dan bahkan ada pula yang meninggal dunia. Katanya, Detianus Goo anak umur 8 tahun meninggal dunia pada 16 April 2011 jam 09.00 karena kelaparan di hutan. Selain itu, ibu Rosia Goo pergi dari Mauwa ke Udekebo untuk mencari tempat persembunyian. Ibu Rosia yang berumur 40 tahun ini meninggal di Udekebo pada tanggal 16 April 2011.

Warga mengaku takut dengan penambahan pasukan dan operasi yang dilancarkan pasukan keamanan untuk pelaku-pelaku kerusuhan di kabupaten pemekaran baru itu. “Semua penduduk sudah mengungsi. Saya dan istri saya dan anak-anak saya baru sampai di wilayah Mapia (wilayah Dogiyai),” kata Tus Yobe, warga Dogiyai melalui telepon selulernya, Jumat (15/4) siang.

Ketakutan juga diungkapkan warga lainnya, Maria Yobe, yang mengungsi ke Kecamatan Diyai. “Kami takut ditembak. Jangan sampai polisi atau tentara dong (mereka) masuk ke rumah. Lebih bagus mengungsi saja,” kata Maria Yobe.

Juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat siang mengatakan situasi di Dogiyai sudah aman. “Senjata (pistol revolver) Kapolsek masih diupayakan pencariannya, dan tidak ada penambahan pasukan,” Tulis Wachyono dalam pesan pendeknya.

Markas Kepolisian Sektor Moenamani dirusak dan dibakar oleh sekelompok orang, Rabu sore lalu. Dalam aksi itu, senjata revolver milik Kepala Kepolisian Sektor Moenamani Ajun Komisaris Mardi Marpaung dirampas. Tiga aparat polisi dievakuasi ke RSUD Nabire karena terluka. Selanjutnya, 18 personel termasuk Mardi Marpaung diamankan ke Nabire.

D. Goo mengatakan, masalah dasarnya adalah akibat permainan TOGEL. Ceritanya, ketika seorang pemuda yang telah memenangkan kupon pergi ke agen penjualan kupon tersebut dan tanpa kompromi polisi menembaknya. Polisi yang datang ke tempat jualan kupon TOGEL (Agen TOGEL) tersebut menyita kupon dan uang hasil jualan Kupon yang disimpan dalam plastik hitam dibawa secara paksa oleh polisi. Kemudian pemuda-pemuda mengejar polisi yang berlari ke arah kantor polisi karena mereka merasa haknya atas kemenangan permainan TOGEL belum dibayar. Di sana mereka berhadapan dengan Kapolsek Kamuu, Mardi Marpuang, S. Sos serta anak buahnya.

Anehnya, di kabupaten Dogiyai malah polisi yang memegang agen TOGEL. Padahal, ada larangan untuk jualan kupon TOGEL sebelumnya. Permainan TOGEL yang telah mewabah di Kabupaten Dogiyai akhirnya telah menelan korban jiwa.

Situasi semakin memuncak setelah peluru pistol Kapolsek habis, ia perintahkan anak buahnya untuk tembak. Insiden penembakkan ini memancing emosional para pemuda, sehingga mereka membakar kantor polisi saat itu juga. Ketika rombongan polisi keluar, situasi pun semakin memanas. Akhirnya, para pemuda pun turun ke arah perkiosan dan membakar beberapa kios.

Hingga hari ketiga warga Dogiyai masih berada dalam suasana ketakutan. Mereka masih was-was dengan apa yang bakal terjadi setelah penembakkan berdarah itu terjadi. Pemerintah daerah Dogiyai, khususnya lembaga legislatif saat itu lamban memecahkan persoalan ini.

Tidak ada komentar:

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!