Dogiyai (SaksiMata)--Beberapa pekerja HAM yang melakukan investigasi di Dogiyai mengatakan, warga sipil ditembak dengan peluru Berjenis PIN 10 5.56 (bagian ujung peluru tertulis begitu). Katanya, penembakan itu dilakukan dari jarak jauh. Jadi, katanya, warga ditembak bulan menggunakan pistol. Beberapa warga juga mengatakan polisi membawa senjata besar.
Kapolsek Moanemani, Kabupaten Pania AKP MM telah lama menjadi Bandar menjadi bandar sekaligus agen togel (judi) di Ibu Kota Kabupaten Dogiyai. “Masyarakat tahu mereka sering beli angka di kapolres. Mereka sering tidak dibayar kalau angka kena. Kalau minta tuntut selalu dikejar. Kali ini mereka tidak bias sabar dan melawan, akhirnya Polres dan anak buahnya mengejar warga,” katanya.
Warga merampas Pistol satu buah dari tangan polisi dan rencanya akan diserahkan langsung kepada Presiden. “Kami akan serahkan kepada presiden karena itu alat Negara. Polisi main judi, polisi tembak rakyat pakai alat Negara itu tidak benar. Kami akan serahkan alat Negara kepada presiden. Kami mau DPRP fasilitasi kami. Titik,” kata warga Dogiyai via telepon selulernya.
''Kapolsek Moanemani menjadi bandar togel di wilayahnya, namun, itu masih isu atau rumor yang saya terima,''ujar Kapolda di Markas Polda Papua, Senin 18 April 2011.
Kabar itu, tambah dia, harus diselidiki. ''Ini kan baru sebatas katanya, jadi masih perlu didalami, jangan sampai hanya isu semata,'' kata Kapolda.
Untuk itu, sambungnya, Polda Papua sudah mengirim satu peleton pasukan ke Moanemani memback up anggota yang ada disana, serta satu regu tim untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek.
''Satu peleton yang dikirim untuk memelihara keamanan di Moanemani, sedangkan satu regu dibawah pimpinan Kabid Propram dan Direskrim Polda Papua, tugasnya memeriksa Kapolsek terkait informasi, ia menjadi bandar togel,'' kata Kapolda.
''Saya belum tahu apakah penembakan sudah sesuai prosedur, karena tim dari Polda masih memeriksa anggota yang terlibat,'' kata Bekto.
Terkait pernyataan anggota Fraksi Demokrat di DPR Papua, Ruben Magai, agar Kapolda mengundurkan diri atau diganti, karena anggotanya betindak arogan dan asal main tembak, Bekto Suprapto menandaskan, setiap warga bebas bependapat. ''Saya akan berupaya memimpin Polda Papua sebaik mungkin," kata dia. "Kalau ada yang menghendaki saya mundur itu adalah hak setiap orang untuk mengeluarkan pendapatnya."