... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Minggu, September 26, 2010

Brimob Kembali Menembak Warga Sipil di Manokwari Papua

Tanngal 16 Sepember 2010, jam 7 malam, masyarakat Papua kembali menjadi Korban Kebengisan serdadu Indonesia ( TNI/ POLRI) yang bertugas di Daerah Pendudukan Indonesia di Tanah Papua. Tiga Warga Manokwari masing –masing : Naftali Kuan (Pria, Meninggal), (Septi Kuan, Meninggal), Antomina Kuan (Wanita, Kritis), menjadi korban kebrutalan Brimob Polda Papua, yang melakukan penyisiran dangan peralatan perang lengkap.

Menurut data kasar yang di peroleh anggota Milling List Komunitas Papua Dominikus Sorabut, dari dari tempat kejadian, bahwa: “ sekitar jam 07.00 depan Brimob jln Baru Manakwari, ada kecelakaan sebuah motor menabrak seorang mama, masyarakat di TKP dan keluarga mengamuk insident tersebut, saling bersih tegang juga terjadi pelemparan, kemudian salah seorang anggota brimob kena lemparan. Anggota brimob tersebut mengadu ke teman-teman korpsnya”


“Anggota Brimob datang ke TKP kemudian menembak 3 orang wagra sipil (mereka bukan pelaku pelemparan tapi waktu yang sama mereka lewat di TKP). Korban di Larikan ke rumah sakit namun tidak tertolong “

“Mulai dari tdi malam sampai siang ini mayat di arak-arakkan di kota Manokwari. Aktrifitas kota Manowari lumpuh total, jalan-jalan besar di palang oleh warga, situasi belum kondusif. ( ini laporan awal)”

Versi Brimob

Menurut Laporan Versi Brimob. Ada Tujuh anggota Brimob yang diduga bertanggung jawab atas penembakan secara membabi buta terhadap warga Manokwari diperiksa secara intensif oleh Provost Polres Manokwari, Papua Barat. Dua warga tewas dan satu kritis dalam insiden ini.

"Tujuh personel Brimob yang diperiksa adalah anggota yang diduga melakukan penyisiran dan penembakan di kampung warga," kata Kapolres Manokwari AKBP Bambang Ricky saat dikonfirmasi, Kamis 16 September 2010.

Kapolres menjelaskan, kesimpulan sementara, apa yang dilakukan anggota Brimob saat itu sudah sesuai prosedur tetap (protap). Saat anggota melakukan penyisiran, kata dia, warga tidak mengindahkan sejumlah tembakan peringatan. "Sehingga dikeluarkan tembakan untuk melumpuhkan," kata Bambang.

Pemeriksaan ketujuh anggota, kata dia, hanya untuk kejelasan saja. "Jika ditemukan ada kesalahan tentu akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.''

Penembakan, menurut Kapolres, berawal ketika ada kecelakaan lalu lintas di Jalan Esau Sesa Manokwari. Seorang pengendara motor menabrak pejalan kaki. Lantas pengendara itu kabur meninggalkan motornya.

Pelaku lari menuju markas Brimob yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Beberapa anggota Brimob kemudian mendatangi lokasi kecelakaan untuk menenangkan warga yang saat itu sudah berkumpul dan marah.

"Massa sudah emosi sambil menenteng panah, parang dan balok kayu, sehingga saat Brimob berupaya menenangkan malah diserang. Warga memukul kepala Brigadir Amri dan memanah paha brigadir Ismail,'' ujar Bambang.

Kontan, anggota Brimob yang lain tidak terima, lalu mendatangi TKP dan melakukan penyisiran untuk mencari warga yang melakukan pemukulan. "Saat menyisir anggota Brimob memberikan tembakan peringatan tapi warga tidak mengindahkan dan terus melawan. Seorang warga bernama Naftali Kuan, kakinya ditembak," ujarnya.

Naftali kemudian digotong menuju markas Polres Manokwari untuk dimintai keterangan, tapi karena kondisinya yang parah ia kemudian dilarikan ke RSUD Manokwari. ''Tapi, Naftali Kuan tewas di rumah sakit,'' singkatnya.

Sedangkan korban wanita bernama Antomina Kuan yang juga terkena tembakan, malam itu juga dilarikan ke RSUD dan sampai saat ini kondisinya masih kritis.

Sementara korban bernama Septi Kuan baru ditemukan Kamis pagi dalam kondisi tidak bernyawa di jurang tidak jauh dari lokasi. Belum bisa dipastikan apakah tewas karena tembakan atau terjatuh ke jurang.

Situasi Manokwari berangsur pulih. Aktivitas mulai berjalan, toko-toko mulai buka. meski di sejumlah titik aparat Kepolisian di bantu TNI masih berjaga-jaga.

Main tembak

Aksi main tembak di Manokwari dan di Papua pada umumnya oleh Polisi / Brimob dan TNI bukan merupakan hal yang baru dilakukan di Papua. Pemubunuhan secara sistematis terhadap warga sipil Papua telah diperintahkan oleh Pemerintah Kolonial Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, dengan satu tujuan yaitu menerapkan GENOCIDA ( pemusnahan etnis) atas suku asli di Tanah Papua.

Keadaan seperti ini akan berlangsung terus, karena merupakan “MASTER PLAN” Pemerintah Indonesia untuk menguasai tanah Papua secarah utuh, sebagai bagian dari cadangan untuk menyalurkan ledakan penduduk di Daerah Jawa.
Selengkapnya...

Tuntut Referendum, Ribuan Masa Rakyat Kembali Duduki Makam Theys

Jayapura--Kamis, 23 September 2010, ribuan masa rakyat Papua Barat kembali menduduki Taman Makan Theys Eluay di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura untuk menuntut Referendum untuk Papua.

Dalam aksi itu itu Komite Nasional Papua Barat (KNPB) secara terbuka mengumumkan dukungan negara-negara Persrikatan Bangsa-Bangsa untuk Kemerdekaan Papua Barat. Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengatakan dari 199 negara anggota PBB terdapat 101 diantaranya telah bersedia memberi duku¬ngan terhadap referendum di Papua. Selanjutnya nasib Papua akan devoting di PBB tahun 2011 mendatang.

Ketua Komisi A DPRP Ruben Magai SIP menegaskan, wacana referendum merupakan informasi internasional yang nantinya juga diturunkan kepada pihak Indonesia.

“Sidang PBB akan breakdown di tingkat nasional apakah betul atau tidak klaim yang menyebutkan bahwa 101 negara telah menyatakan mendukung bangsa Papua Barat berpisah dari Indonesia. Apalagi dengan globalisasi informasi saat ini informasi dapat diakses siapa pun,” tukasnya seperti dilangsir harian BintangPapua seraya menambahkan ia tak tahu persis agenda sidang PBB menyangkut pembahasan masalah Papua Barat.

Ketua KNPB Bucthar Tabuni dalam pernyataan sikapnya mengatakan, lika – liku kehidupan Bangsa Papua Barat di dalam bingkai NKRI merupakan sejarah yang penuh misteri. Bangsa dan tanah air Papua menjadi tumbal kepentingan Ekonomi, Politik dan Kekuasaan oleh Belanda, USA dan Indonesia melalui badan PBB. Sejarah panjang ini telah merubah pemahaman generasi mudah Papua masa kini untuk dapat menentukan masa depan bangsa Papua yang merdeka dan berdaulat diatas tanah sendiri (Bumi Cenderawasih).

Dengan demikian kami seluruh rakyat Bangsa Papua Barat melalui Media Nasional Dalam Negeri, KNPB (Komite Nasional Papua Barat) menyatakan sikap secara terbuka untuk di ketahui oleh seluruh Bangsa-Bangsa di muka bumi sbb:

Pertama, Sesuai Isi Deklarasi Universal PBB tentang hak-hak asasi manusi pada 10 Desember 1948 dan Resolusi PBB No. 1541 Tahun 1960, Bangsa Papua Barat pernah menjadi suatu bangsa yang merdeka dan bedaulat serta dinyatakan sebagai sebuah Negara Merdeka pada 1 desember 1961.

Kedua, Kesepakatan New York Agreement 15 agustus 1962 dan perjanjian Roma Agreementdan perjanjian kontrak karya PT Freeport 1967 merupakan cacat hukum dan moral karena tidak melibatkan wakil-wakil rakyat bangsa Papua Barat sebagai pemilik dan pewaris negeri papua.

Ketiga, Pelaksanan PEPERA 1969 tidak dilaksanakan sesuai isi peraturan dan tata cara yang disepakati dalam Roma Agreement dan kami adalah suatu bangsa yang memiliki hak-hak dasar untuk berdiri dan berdaulat diatas tanah leluhur kami (Bumi Cenderawasih) yang sama dengan bangsa-bangsa lain di muka bumi.

Maka Atas nama Alam Papua, Allah Bangsa Papua, Leluhur Papua, seluruh rakyat Bangsa Papua Barat serta Segala isi bumi Papua, dengan ini kami menyatakan sikap:

1. Menuntut kepada Amerika Serikat, Belanda, Indonesia dan PBB segera bertanggung jawab atas proses pemusnahan Ras (genosida) yang terjadi pada bangsa Papua Barat akibat dari inflasi militer Repubulic Indonesia (RI) pada tahun 1962,perjajian Roma Agreement,perjajian NEW YORK Agreement 1962 serta kontrak karya PT Freeport Indonesia pada tahun 1967 tanpa melibatkan orang asli papua sebagai pemilik dan pewaris negeri papua.

2. Mendukung sepenuhnya Internatinol Parlement for West Papua (IPWP) & International lowyer for West Papua (ILWP) untuk menggugat status PEPERA 1969 di Makama Internasional dengan bertujuan untuk REFERENDUM ulang bagi bangsa papua barat sebagai solusi penyelesaian masalah di papua.

3. Mendukung Deklarasi International Parlement for West Papua (IPWP) di gedung Parlement Skotlandia pada tgl 23 september waktu eropa.

4. Seluruh komponen rakyat bangsa papua barat,mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Uni Eropa ,Papua New Guinea, Vanuatu, Denmark,Jepang,Korea Selatan,Afrika Selatan Australia, Inggris Saudi Arabia dan khususnya pemerinta Skotlandia,yang memperjuangkan hak penentuan nasip sendiri (REFERENDUM) bagi bangsa papua barat.

5. Rakyat bangsa papua barat sangat membuhtukan dukungan masyarakat Internasional dalam perjuangan pembebasan Nasional menuju bangsa papua barat yang merdeka dan berdaulat.

6. Bangsa Papua Barat sangat mengharapkan dukungan suarah atau sikap negera – Negara yang berdaulat dalam Sidang Tahunan PBB di Jenewa Tanggal 24 September 2010.

7. Komite Nasional Papua Barat (KNPB) memohon dukungan kepada seluruh rakyat bangsa papua barat dalam rangka mempersiapkan agenda REFERENDUM bagi bangsa papua barat dari sorong sampai merauke.

Demikian pernyataan sikap ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan penuh rasa bertanggung jawab. Demikian Buktar dalam releasenya yang diterima Bintang Papua. ***


Selengkapnya...

Rabu, September 01, 2010

In Memoriam: Selamat Jalan Bapak Pejuang, Sabinus Kobogau

Tanah dan bangsa Papua Barat kembali kehilangan salah satu tokoh dan pelaku sejarah Papua Barat. Bapak  Sabinus Kobogau (65) dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa pada hari Senin, 30 Agustus 2010 pukul 20.00 WP di Nabire Papua.

Sebinus adalah seorang pejuang sejati yang berani dan teguh pada perjuangan. Beliau adalah salah satu tokoh yang bertanggung jawab mempertahankan bintang kejora berkibar paling lama di Taman Gizi Nabire tahun 98-99. Beliau adalah roh perjuangan yang mempertahankan basis perjuangan di wilayah Nabire. Alm. menjadi target penjajah di Nabire hingga menghembuskan nafas terakhir.

Pejuang Papua pelaku sejarah mulai hilang satu-satu ditelang sang waktu. Kita harus melawan sang waktu agar yang sisa-sisa ini dapat melihat hari kebebasan bangsa! Salam duka yang paling mendalam. Seluruh staf redaksi SaksiMata menyampaikan duka yang paling dalam. Semoga arwahnya di terima oleh Allah pencipta dan keluarganya diberi kekuatan oleh-Nya. *** Selengkapnya...

Setelah Ancam-Mengancam Polda Papua vs. Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua

Apa Kira-Kira Kuda-Kuda NKRI dan Apa yang Harus Dilakukan Orang Papua?

Setelah beberapa kali Polda Papua melayangkan Surat Panggilan atau panggilan terbuka lewat media massa kepada Rev. Sofyan Yoman dan bahkan mengancam untuk menjemput paksa, baru-baru ini Pemuda Baptis Papua juga mengancam akan menduduki Kantor Polda Papua.

Semtara itu Rev. Yoman bersikukuh sebagai pemimpin Gereja bahwa apa yang dikatakannya benar dan punya bukti, dan berbicara sebagai seorang Gembala Jemaat yang ditindas, dianiaya dan dibunuh serta sebagai tuan tanah di Bumi Cenderawasih. Maka beliau mempersilahkan Polda Papua boleh datang ke tempatnya kalau hendak mengetahui informasi lebih lanjut tentang kebenaran yang dinyatakannya dalam media masa sebelumnya terkait pelanggaran HAM akibat operasi militer di Puncak Jaya selama 4 tahun belakangan.

Memang tanah Papua adalah tanah leluhur bangsa Papua, tetapi tanah itu sementara ini sedang diduduki bangsa lain, dengan hukum dan pemerintahan asing yang kini dipaksakan berlaku di Tanah leluhur bangsa Papua. Sebagai dampaknya, siapa saja yang dianggap mengusik keberadaan pemerintah dan hukum asing itu terancam bakalan dipanggil, dipenjarakan, diteror, hingga dibunuh. Itu bukan sebuah prakiraan, tetapi fakta selama hampir setengah abad ini.

Setelah Polda Papua mengancam memanggil paksa, kini Pemuda Baptis mengancam Polda Papua menduduki kantor Polda Papua.

Apa yang sedang dipersiapkan NKRI membaca tanggapan ini?

1. NKRI sedang mencari-cari alasan tambahan, selain alasan pengungkapan kebenaran tentang kekerasan di Puncak Jaya, mereka akan menahan Rev. Yoman dengan alasan tambahan lain, bukan dengan alasan kekerasan di Puncak Jaya yang sudah ketahuan dan sudah mendapat tanggapan Pemuda Baptis itu;

2. NKRI sedang menunggu peristiwa atau aksi-aksi Pemuda Papua atau masyarakat Papua pada umumnya yang akan mereka stigmakan sebagai tindakan yang membahayakan negara dan Rev. Sofyan Yoman akan dijadikan sebagai pelindung, penasehat, pengarah, atau apa saja, yang dampaknya akan menjerat Rev. Yoman.

3. Rev. Yoman jelas-jelas sudah masuk satu-satunya pemimpin Papua di dalam negeri saat ini yang menjadi target utamaoperasi intelijen. Oleh karena itu, kapan saja dapat terjadi apa saja oleh siapa saja. Beliau dapat diculik, dapat ditabrak, dapat diracuni, dapat dibuat apa saja. Semua orang Papua semestinya sudah tahu selama hampir setengah abad ini bagaimana cara NKRI menangani kasus-kasus seperti ini.

Melihat kondisi ini, West Papua News menyarankan pertama-tama kepada Pemuda dan Anggota Jemaat-Jemaat Gereja Baptis dan semua orang Papua agar:

1. Menjaga Rev. Sofyan Yoman dengan piket selama 24 jam, kelengahan akan dimanfaatkan untuk memangsa,

2. Semua perjalanan harus dilakukan dengan pengawalan ketat, tidak mengendarai mobil sendiri, bahkan tidak menggunakan satu kendaraan saja, tetapi dengan kendaraan pengawal di depan atau di belakang.

3. Pemuda Baptis setidaknya tidak hanya mengancam untuk menduduki Kantor Polda Papua, tetapi sejak ancaman itu dikeluarkan sudah ada reaksi dari Polda Papua entah reaksi terbuka ataupun tertutup. Maka secara logis, oleh karena itu Pemdua Baptis Papua patut menjadi pengawal Ring 1 dari Rev. Sofyan Yoman. Kalau gagal, maka tentu Pemuda gereja dan suku lain akan mempertanyakan pertanggung-jawaban Pemuda Baptis Papua yang sudah berani mengancam Polda Papua seperti ini.

4. Selebihnya dari itu, memang sudah saatnya pempimpin Papua perlu berdiri di Bumi Cenderawasih, bukan di pengasingan, untuk mengumpulkan segala sumberdaya dan kekuatan yang ada untuk mempersatukan Tanah Papua yang sudah dipecah-belah menjadi dua provinsi itu, dan sedang diusahakan menjadi tiga dan empat itu, agar tetap menyatu dan berdiri sebagai satu bangsa, satu jiwa, satu tanah air, satu tujuan dan satu perjuangan.

5. Sementara itu, semua elemen Pemuda dan jemaat, serta pemimpin gereja-geraja di Tanah Papua hendaknya berdiri di samping, di depan, di belakang Rev. Yoman untuk menunjukkan kepada NKRI, "Cukup sudah!", "Enough is enough!" setidaknya tidak secara emosional dan sporadis, tetapi secara terstruktur dan tekun, bermartabat dan bertanggungjawab, secara damai dan demokratis.

Tokoh agama dan tokoh gereja pada khususnya sudah banyak berbuat banyak membela penderitaan anggota jemaatnya di seluruh dunia. Kalau ditulis maka buku riwayat para tokoh agama dan gereja di dunia itu begitu panjang, ada yang menyedihkan, ada yang membangkitkan semangat. Contoh terdekat dan terbaru adalah Uskup Belo di teman-teman serumpun Timor Leste. Kini Belo Papua sudah lahir, "APAKAH ORANG PAPUA MAMPU MEMBESARKAN DAN MEMELIHARANYA???"

Kalau tidak, sebainya tidak usah bicara "Merdeka", karena itu sebuah penghinaan dan penghianatan kepada diri, hargadiri dan identitasnya sendiri, sebuah kebodohan yang konyol.

Sumber: http://papuapost.com/
Selengkapnya...

Pemerintah Republik Vanuatu Mendukung RUU tentang Dukungan terhadap Perjuangan Kemerdekaan West Papua

Press Release yang dikeluarkan West Papua West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) menyebutkan “A Motion on Foreign Policy regarding West Papua had been passed in the Vanuatu Parliament” telah terjadi kemajuan dalam diplomasi perjuangan kemerdekaan West Papua di mana pada tanggal 19 Juni 2010 telah diloloskan sebuah Mosi tentang West Papua yang disetujui oleh pihak pemerintah dan oposisi. Kedua belah pihak sepakat secara aklamasi untuk:

1. Akan membentuk sebuah West Papua Desk dalam kementerian Luar Negeri Republik Vanuatu;
2. Akan meloloskan sebuah Rancangan Undang-Undang untuk Mendukung perjuangan Kemerdekaan West Papua;
3. Menjadi sponsor resmi menggugat pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 di Irian Barat.

Pemerintah Vanuatu juga akan mensponsori lobi-lobi ke Melanesia Spearhead Group (MSG) dan Pacific Island Forum Leaders Summit untuk meloloskan sebuah resolusi tentang dukungan terhadap kemerdekaan West Papua.

Tokoh OPM, Dr. John Otto Ondawame dan Andy Ayamiseba menghadiri pertemuan bernilai sejarah tinggi ini dan secara tertulis ataupun lisan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu atas dukungan yang tak henti-hentinya selama ini dan atas perkembangan terakhir yang sedang terjadi dalam negara dan pemerintah Republik Vanuatu menyangkut sikap negara dan pemerintah terhadap perjuangan Kemerdekaan West Papua.

1. Link ke Wawancara dengan Andy Ayamiseba;
2. Link ke Siaran Radio Australia;
3. Link ke Press Release asli

Demikian Press Release yang diterima WPMNews pada hari ini 22 Juni 2010

Dokumen asli dalam versi Inggris dapat diunduh dengan mengunjungi www.westpapua.net

Selengkapnya...

Surat Pendeta Socratez Sofyan Yoman Kepada Lord Browne

30 Juli 2005

Yth Tuan Browne,

Sebagai pemimpin gereja, saya harus berbicara untuk rakyat saya di Papua tentang perdamaian, keadilaan, kesamaan hak, kebenaran dan martabat umat manusia.

Tanah kami Papua diberikan kepada nenek-nenek moyang kami oleh Tuhan. Perusahaan anda, BP, telah datang ke Tanah kami karena anda mengetahui bahwa ada kekayaan dibawah tanah dan laut kami. Saya mengetahui bahwa anda, Tuan sendiri , juga telah mengunjungi tanah kami. Anda dan orang-orang dari perusahaan anda diterima untuk mengunjungi kami di Papua. Kami orang Papua bangga akan rakyat kami, adat kami dan tanah kami dan kami senang membagi apa yang kami miliki dengan sahabat-sahabat kami.

Tetapi atas nama rakyat saya, saya harus memberitahu anda bahwa jika anda mencintai sumber daya alam kami, anda harus pertama mencintai rakyat kami.

Orang-orang menanyakan saya “Dimana tempat yang disebut ‘Tangguh’? dan saya harus memberitahu mereka bahwa tidak ada sungai, gunung, desa atau kota di Papua dengan nama itu. Diktator Indonesia, Suharto yang telah membunuh ribuan rakyat saya memberi nama itu pada proyek anda. Dalam bahasanya itu artinya “Semuanya kuat atau tak dapat dikalahkan”, seperti dia berpikir kerajaannya akan seperti itu.

Ketika anda pertama mau mengambil sumber daya alamnya, mengapa anda tidak menanyakan kami, orang Papua, pemilik tanah itu. Kami tidak tahu mengapa anda pergi ke Jakarta untuk berunding dengan orang Jawa? Kami bukan bagian dari Indonesia. Nenek moyang kami, kakek dan nenek kami tidak bersal dari Jawa. Kami adalah orang Papua dan ini tanah kami.

Selama 42 tahun, bangsa Indonesia telah menjajah tanah kami, tetapi anda tahu bahwa kami bangsa Papua tidak mengundang mereka. Kami berusaha memberitahu dunia bahwa sama seperti tanah jajahan lainnya, kami menginginkan kemerdekaan; bahwa kami mau merdeka untuk menikmati tanah kami sendiri, tidak diatur oleh orang lain…. Tetapi dunia berbalik membelakangi kami. Penentuan Pendapat Rakyat tahun 1969 berlangsung tanpa halangan. Untuk kehinaan mereka selamanya, pemerintah-pemerintah Amerika, Belanda, Inggris dan Australia tetap bungkam pada saat darah rakyat saya mewarnai sungai-sungai kami menjadi merah darah.

Bendera Indonesia, Merah dan Putih hanya membawa kesengsaraan kepada rakyat saya; pembunuhan, kehancuran, pemerkosaan, penganiayaan, teror, dan kelaparan. Jepang juga menjajah tanah kami pada Perang Dunia ke II. Apakah BP telah juga pergi ke Tokyo untuk berunding dengan laksamana Tojo tentang Sumber Daya Alam Papua?

Jika anda mencintai sumber daya alam kami, anda pertama-tama harus mencintai rakyat kami.

Anda berargumentasi bahwa anda harus berunding dengan Jakarta karena pemerintah anda “mengakui integritas teritorial Indonesia” dan memberitahu anda bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia…. Tetapi anda tahu sendiri tentang kebenaran bagaimana Indonesia mencuri tanah kami. Tuhan telah memberikan anda pikiran anda sendiri. Anda dapat membuat keputusan-keputusan untuk diri anda sendiri tentang apa yang benar dan apa yang salah. Pada hari Penghakiman kita semua akan mempertanggungjawabkan pilihan-pilihan yang telah kita buat. Tuhan tidak akan menerima “Saya hanya mematuhi perintah” sebagai sebuah alasan untuk keterlibatan dalam pembunuhan.

Jika anda mencintai sumber daya alam kami, anda pertama-tama harus mencintai rakyat kami.

Website dan brosur-brosur anda menyebutkan bahwa segala sesuatu di “Daerah Proyek” luar biasa. Anda memberitahu kami bahwa anda telah membangun sebuah desa baru dan bahwa anda sangat berhati-hati untuk tidak merusak udang di laut kami. Anda menunjukkan foto anak-anak Papua yang sedang tersenyum….. tetapi anda tidak mengatakan bahwa diluar “Daerah Proyek” rakyat saya dibantai seperti babi oleh pemerintah yang sama yang mana anda bersama-sama menikmati minuman teh di Jakarta dan Jayapura. Apa yang memberi anda hak untuk membagi sebagian dari tanah kami terpisah dari yang lainnya dan mengatakan bahwa segala sesuatu di “daerah proyek anda” baik ? Tanah kami Papua adalah satu tubuh. Apa yang anda sedang berusaha untuk lakukan adalah memotong satu dari tangan kami dan menunjukkannya kepada dunia. Tidak, kami tidak akan membiarkan anda melakukan hal ini. Kami adalah satu bangsa. Baik Indonesia ataupun BP tidak dapat memisahkan kami.

Jika anda mencintai sumber daya alam kami, anda pertama-tama harus mencintai rakyat kami.

Anda juga mengatakan bahwa anda sangat berhati-hati tidak membiarkan militer Indonesia untuk melayani keamanan anda. Kami senang anda mengakui bahwa berbahaya membiarkan angkatan bersenjata pemerintah yang anda akui sebagai pemilik sah tanah kami untuk datang ke “daerah Proyek” anda. Kemungkinan anda pasti telah mengetahui semuanya bahwa militer Indonesia menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk menyediakan “perlindungan” bagi perusahaan-perusahaan asing dan menutup mata bagi illegal logging dan perdangangan spesies langka? Kemungkinan anda juga mengetahui bahwa TNI memperkosa, menganiaya dan membunuh rakyat saya di seluruh Papua dan melatih milisi dan Jihad untuk melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan di Timor Timur?

Saya pikir anda tahu, seperti kami, apa telah yang Freeport lakukan? Pernahkah anda berada di Kota Timika, berkawan dengan agen-agen intelijen Indonesia, dengan tentara di setiap kilometer dan dimana orang papua, pemilik tanah itu, anya beruntung untuk mendapatkan pekerjaan mebersihkan sampah? Apa yang membuat anda begitu yakin bahwa anda dapat mencegah kesalahan-kesalahan Freeport? Kami tahu dari pengalaman bahwa anjing akan selalu menemukan muntahan untuk dimakan. Apakah anda suka atau tidak suka, dimana ada uang, TNI cepat atau lambat akan meraupnya. Mereka akan menciptakan sebuah”insiden”, menuduh OPM dan kemudian memaksa bahwa mereka menyediakan “perlindungan” dengan sebuah harga yang sesuai bagi sebuah ‘asset vital nasional’. Kami juga tahu dari pengalaman bahwa di Papua yang dijajah oleh Indonesia, dimana perusahaan asing beroperasi, rakyat kami menjadi terpinggirkan diatas tanah kami sendiri.

Anda mengatakan bahwa anda begitu berhati-hati untuk mencegah kesalahan-kesalahan Freeport, tetapi Saya harus katakan atas nama rakyat saya bahwa jika anda benar-benar peduli tentang kami orang Papua sebanyak seperti yang anda katakan, anda tidak akan mengambilo resiko yang begitu besar dengan kehidupan kami. Anda bagaikan seseorang yang pergi ke sebuah tempat yang berbahaya di sebuah kota besar dengan sebuah kotak penuh berisi dengan uang dan memberitahu setiap orang bahwa anda akan sangat berhati-hati untuk tidak akan membiarkan kumpulan perampok merampok anda. Alasan apa yang akan anda berikan ketika sudah sangat terlambat dan kumpulan perampok telah merampok uang anda dan menggunakannya untuk membeli senjata dan membunuh ribuan rakyat tidak berdosa di kota itu? Karena anda dapat membuat uang, anda siap untuk mengorbankan kehidupan rakyat saya. Saya mengerti bahwa didalam hukum Inggris anda, sebuah “sikap acuh tak acuh yang sembrono terhadap kehidupan orang lain” dikenal sebagai “pembantaian manusia”.

Jika anda mencintai sumber daya alam kami, anda pertama-tama harus mencintai rakyat kami.

Sekarang anda mungkin terkejut mengetahui bahwa rakyat saya masih tetap mengatakan bahwa BP dan perusahaa-perusahaan asing yang lain sangat diterima di Papua…… tetapi anda harus tunggu sampai anda dapat berunding dengan perwakilan Papua yang terpilih secara demokratis, pemilik sah sumber daya alam kami. Saya bukan politisi tetapi saya tahu dari keputusan-keputusan Konggres Papua tahun 2000 bahwa bila anda menghormati kami sebagai manusia dan benar-benar memperhatikan tanah kami, anda akan berunding dengan teman-teman di di sebuah Papua merdeka.

Salam hangat,

Socratez Sofyan Yoman

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua

Tembusan :

* Rt Hon. Jack Straw M.P., Foreign Secretary
* Mr. Ian Pearson M.P., Foreign Office Minister
* Rt Revd Richard Harries, Bishop of Oxford
* Rt Hon. Andrew Smith M.P., Member of Parliament for Oxford East and Chair, All Party Parliamentary West Papua Group
* Dr. Evan Harries M.P., Member of Parliament for Oxford West & Abingdon
* Dr. Caroline Lucas M.E.P, Member of the European Parliament for South East England
* Senator George Mitchell, Chair, TIAP (Tangguh Independent Advisory Panel)
* Revd Herman Saud
* Lord Hannay
* Ambassador Siagian (TIAP members)


Selengkapnya...

Pdt. Socrates Sofyan Yoman: Kasus Puncak Jaya Murni Rekayasa Militer

Pendeta Socrates Sofyan Yoman, MA, ketua Umum Gereja Baptis, berpusat di Jayapura Papua, tiba di Mulia Tanggal (9/7), ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, untuk mengumpulkan fakta kasus pembunuhan enam warga sipil non Papua (12/10), menyusul dilakukannya operasi militer gabungan yang melibatkan pasukan Kopasus, TNI AD, Polisi dan Brimob.

"Saya berkunjung ke Mulia hanya satu hari saja (9/7) mengingat situasi di kabupaten Puncak Jaya tidak kondusif sehingga saya kembali ke Jayapura esoknya (10/7). Walaupun kunjungan saya singkat namun setidaknya saya mengumpulkan sejumlah data penting tentang bagaimana terjadinya kasus itu. Hal pertama yang saya saksikan disana adalah saya melukiskan kota itu ibarat kota mati, aktifitas sosial masyarakat sudah lumpuh total, pegawai pemerintah baik dari pegawai kelas rendahan sampai pejabat perintah sudah mengungsi keluar dari kabupaten Puncak Jaya.

Sedangkan penduduk lokal mengungsi ke hutan-hutan, gunung-gunung dan kempung-kampung yang dirasa aman. Sementara itu Kabupaten puncak Jaya sudah dikuasai sepenuhnya oleh pasukan gabungan lengkap dengan alat bantu operasi seperti pesawat Helikopter dan mesin pembunuh lainnya. Dalam keadaan seperti itu biasanya militer bebas melakukan apa saja mengingat diatas daerah itu karena diisolasi oleh militer," ungkap Sofyan kepada Staf Human Rigth Monitoring pertelpon (7/8) pukul 10.00 WP.

Menurut Sofyan Yoman, kasus yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya adalah murni rekayasa militer untuk mencapai tujuannya yakni; pertama untuk menjastifikasi kehadiran pos-pos militer disepanjang jalan trans dari Kabupatan Wamena ke Kabupatan Puncak Jaya; Kedua Menjastifikasi dibangunnya Batalyon Baru di pegungan Tengah, Ketiga membangun publik Teror terhadap warga Papua; keempat untuk meraup uang Otonomi khusus dan kelima untuk menciptakan ketidak-percayaan masyarakat kepada Bupati yang selama ini dipegang oleh pejabat sipil.

Sofyan Yoman, mengaku sore ini (selasa, 2/11) baru mendapat laporan terbaru yang membuktikan bahwa militerlah yang merekayasa peristiwa yang terjadi di puncak Jaya. Berikut baca laporan investigasi yang dihimpun oleh Pdt. Socrates Sofyan Yoman, MA di bawah ini:

Peristiwa tanggal 17 juli 2010
Tanggal 17 Agustus Goliat Tabuni dari Ilaga tiba di kampung Guragi tujuannya adalah; (1). Untuk melihat kuburan, ayah dan ibunya serta kakak tertuanya yang telah lama meninggal dunia; (2). Memberitahukan kepada Anep Murip supaya menghentikan penebangan hutan milik keluarga Goliat Tabuni untuk dibuat sebagai lapangan pesawat terbang. Menurut Goliat Tabuni bahwa sebenarnya hutan itu adalah hutan lindung dan banyak tanaman pohon kelapa hutan milik keluarga Goliat Tabuni; (3). Pulang kampung halamanya sendiri karena sudah lama meninggalkan kampung halamanya. Kedatangan Goliat Tabuni didengar oleh Eli Renmaur, Bupati Puncak Jaya lantas bupati mengutus dua orang yakni; Arnoldus Tabuni dan Tawingga Wonda untuk menanyakan tujuan Goliat datang ke Guragi. Dalam pertemuan itu Goliat menegasakan bahwa tidak ada rencana jahat dibalik kedatangannya ke kampung Guragi. Kedatangannya ke kampung guragi tercantum dalam 3 point di atas.

Setelah kedua utusan itu selesai bertemu dengan Goliat Tabuni, keduanya kembalii melaporkan hasil pertemuannya kepada bupati. Karena tidak ada rencana jahat dibalik kedatangan Goliat ke kampung Guragi sehingga Bupati tidak mengirim utusan lagi untuk bertemu dengan Goliat. Tapi rupanya pasukan Kopasus yang bermarkas di kota Mulia mendengar Goliat hadir di kampung Guragi sehingga dikirim sejumlah anggota Kopasus ke kampung Guragi, dalam perjalanan ke kampung Guragi utusan Kopasus ini ditembaki oleh kelompok tidak dikenal (bukan kelompok Goliat Tabuni). Seorang anggota Kopasus menderita luka ringan. Hampir satu bulan (27) hari tidak ada tindakan-tindakan yang diambil oleh aparat militer. Semua keadaan aman, kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa.

Pada tanggal 14 September , pasukan Satgas kopassus kembali ke Guragi dengan tujuan mencari, menangkap atau menembak Goliat Tabuni. Pasukan kopassus tidak menemukan Goliat. Tetapi, bertemu dengan pendeta Elisa Tabuni dan anaknya juga seorang gembala (Pendeta). Pasukan kopassus bertanya kepada Elisa Tabuni tentang keberadaan Goliat Tabuni. Pendeta Elisa menjawab tidak tahu tentang Goliat. Tetapi pasukan kopassus menangkap pendeta Elisa Tabuni dan anaknya serta mengikat kedua tangan pendeta itu dengan tali, ikat pinggang berwarna loreng.

Dalam perjalanan, pendeta Elisa dan anaknya ditanya oleh kopassus tentang ayat firman Tuhan yang terdapat dalam Roma 13 tentang pemerintah adalah wakil Allah. Pendeta Elisa dan anaknya tidak dapat menjawab karena Elisa dan anaknya tidak bisa mengerti dan berbicara bahasa Indonesia dengan baik sehingga pasukan kopassus marah dan menembak mati pendeta Elisa Tabuni dalam keadaan tangan terikat dengan tali. Sedangkan anaknya berhasil melarikan diri dalam keadaan tangan terikat. (Anaknya pendeta menjadi saksi hidup pembunuhan ayahnya).

Tanggal 12 Oktober, terjadi Penembakan atau pembunuhan terhadap 6 orang non Papua yang bekerja sebagai sopir mobil Hartop di jalan Trans Wamena, Mulia. Sedang Kelompok atau pelaku pembunuh 6 orang non Papua ini masih menjadi misteri bagi rakyat disana. Sementara militer menuding Goliat Tabuni. Karena muncul dua kelompok baru yang tidak jelas selain Goliat Tabuni yaitu: Pertama, Kelompok Marunggen Wonda. Keberadaan kelompok Marunggen menajadi tanda-tanya besar bagi masyarakat sipil di Mulia. Kelompok yang dipimpin oleh Marunggen Telenggen yang mengaku pemimpin TPN/OPM bagi kelompoknya tetapi lebih leluasa masuk keluar kota dari pada Goliat Tabuni. Dalam kelompok Marunggen Wonda ini ada Amoldus Tabuni, Terry Telenggen dan Lucky Telenggen.

Kelompok kedua yang dipimpin oleh Anton Tabuni. Kehadiran Kelompok Anton Tabuni dipertanyakan masyarakat sipil di Mulia karena Anton Tabuni yang mengaku dirinya sebagai pimpinan TPN/OPM bagi kelompoknya tapi Anton bebas masuk masuk keluar kota dan membakar gedung sekolah, kantor distrik.

Belum bisa dipastikan kelompok siapa yang mengadakan eksekusi terhadap 6 warga non Papua sebab kopassus sudah memblokir jalan ke Guragi, dan menutup akses komunikasi dengan Goliat melalui Single Sign Band (SSB) terputus. Kaluapun berkomunikasi dengan SSB, Tetapi masih tanda tanya juga apakah yang berkomunikasi melalui SSB itu Goliat Tabuni atau kelompok Marunggen Wonda dan Anton Tabuni ? mengingat kopasus sudah memblokir jalan ke Guragi.

Teror terhadap pendeta Yason Kogoya, ketua klasis Yamo
Tanggal 15 Juni, pukul 21.00 WP ketua klasis wilayah Yamo, pendeta Yason Kogoya dijemput oleh dua anggota kopasus atas perintah Enok Ibo, sekretaris daerah (sekwilda) kabupaten Puncak Jaya, korban diinterogasi selama tiga jam di kamar tertutup dari pukul 21.15 sampai 24.00 WP. Saat itu Anggota kopassus mengancam akan mengikat kedua tangannya sambil menunjukan tali yang pernah dipakai (barang bukti) untuk mengikat tangan Pendeta Elisa Tabuni dan menembaknya.

20 Juni, pukul 13.00 WP, pasukan melancarkan operasi dari darat dan udara terhadap penduduk sipil. Helikopter TNI menembak dan meluncurkan boom-boom ke perkampungan penduduk sipil sementara acara makan bersama sedang berlangsung. Tetapi om-bom dan peluru yang diluncurkan helikopter TNI tidak meledak. Aksi boom membabi buta itu menyebabkan perkampungan di 27 Gedung Gereja, atau 27 jemaat terpaksa lari ke hutan-hutan untuk bersembunyi dan menyelamatkan diri sejak peristiwa tanggal 27 Juli 2010.

Gedung gereja yang dikosongkan oleh umatnya sebagai berikut: Gereja Tanoba, Gereja Yagorini, Gereja Monia, Gereja Bigiragi, Gereja Peragi, Gereja Yogonggum, Gereja Yoromugum, Gereja Pilia, Gereja Wulindik, Gereja Gimanggen, Gereja Tingginambut, Gereja Toragi, Gereja Pilipur, Gereja Kolome, Gereja Agape, Gereja Yanenggawe, Gereja Kayogebut, Gereja Pagarigom, Gereja Yiogobak, Gereja Yibinggame, Gereja Ndondo, Gereja Yamiruk. Gereja Wirigele, Gereja Yagonik, Gereja Wunagelo, Gereja Wandenggobak, Gereja Pagelome.

Sementara itu jumlah penduduk yang diperkirakan bersembunyi di hutan- hutan diperkirakan mencapai 5.000 orang. Sampai saat ini belum diketahui keberadaan para pengungsi ini karena wilayah-wilayah itu sudah diblokir oleh pasukan gabungan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, biasanya banyak penduduk menemui ajalnya pengungisian dihutan karena sakit dan juga kehabisan bahan makanan karena militer memusnahkan hasil-hasil kebun.

Perampasan/pencurian Harta Benda Masyarakat
Dalam melakukan operasinya pasukan gabungan juga mencuri dan menembak ternak babi milik masyarakat sebanyak 8 ekor dan menjualnya.

Biaya Operasi Militer Berasal dari Uang Otonomi Khusus
Seorang pejabat pemerintah kabupaten Puncak Jaya yang dimintai keterangannya melaporkan bahwa uang yang diminta oleh militer untuk melancarkan operasi adalah berasal dari dana otonomi khusus dengan perincian sebagi berikut;
Tanggal 15 Oktober 2004 sebanyak Rp 760.000.000
Tanggal 16 Oktober 2004 sebanyak Rp 500.000.000
Tanggal 17 Oktober 2004 sebanyak Rp 500.000.000
Tanggal 18 Oktober 2004 sebanyak Rp 750.000.000
Total pengeluaran Rp 2.520.000.000

Perincian pengeluaran khas daerah ini belum termasuk pengeluaran dari tanggal 28 Juni ke depan sehingga diperkirakan dana Otsus yang nantinya dikeluarkan oleh Pemerintah daerah diperkirakan akan membengkak mencapai 5 milyar rupiah.

Data sementara pasukan yang didroping di Mulia terdiri dari; Kopasus 100 orang, Brimob 400 orang, Tim khusus (Timsus) 100 orang (1 kompi), Angka kehadiran militer diperkirakan akan bertambah karena pada saat Pendeta Sofyan Yoman meninggalkan kota Mulia (22/10) Sofyan melihat 10 orang pasukan Brimob baru yang diturunkan di Mulia dengan pesawat penerbangan sipil milik Trigana air.

Lepas dari soal di atas Sofyan Yoman juga sangat menyesalkan tindakan Kapolda Papua, Timbul Silaen, yang secara sepihak membatalkan konferensi Sinode Segi Tiga yakni; Gereja Injili di Indonesia, (GIDI) Persekutuan Gereja-gereja BAPTIS Papua, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah Papua yang sedianya dilaksanakan pada tanggal 12–25 Mei, dan bertempat di Puncak Jaya, dibatalakan dengan alasan keamanan, menyusul terbakarnya Aula gereja beberapa hari lalu tanpa sebab yang tidak jelas.

Menurut, Yoman, Timbul Silaen tidak punya wewenang untuk mengintervensi gereja apalagi membatalkan konfrensi tiga gereja di puncak Jaya, karena yang wewenang penuh adalah ketiga gereja tersebut, soal alasana keamanan seperti yang dikawatirkan Timbul, itu jelas tidak masuk akal sebab selama masyarakat sangat menghormati para pendeta-pendeta.

Dari Fakta kasus di atas Pendeta Socrates Sofyan Yoman, MA menyerukan kepada:
1. Masyarakat Internasional segera menekan Pemerintah Indonesia dan Panglima Kodam XVII/ Trikora serta Kapolda Papua untuk segera menarik pasukannya dari Mulia Puncak Jaya. Guna mencegah jatuhnya korban-korban rakyat sipil tidak berdosa akibat reyasa militer sendiri.

2. Komnas HAM Indonesia segera membentuk Team Fact Finding untuk mengungkapkan Fakta kasus yang terjadi di Mulia puncak Jaya.

3. Pasukan Non Organik TNI AD dan Kopasus segera ditarik ke luar dari Papua.


Selengkapnya...

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!