... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Senin, April 05, 2010

Pasca Intruksi Presiden, Aktivitas Milisi Meningkat di Papua Barat

Pesca intruksi Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait membasmian gerilyawan di Papua Barat, situasi keamanan di tanah Papua berubah. Perubahan situasi ini terkait perampingan organisasi-organisasai milisi yang telah lama ada dan perekrutan anggota baru. Juga, aktivitas TNI AD, TNI AU, TNI AL, Polri, serta Intelijen meningkat.

Organisasi milisi yang dibentuk di Papua Barat tidak hanya Barisan Merah Putih (BMP—ketua Ramses Ohee) yang telah lama ada tetapi sekarang diperbanyak lagi dengan nama organisasi yang berbeda. Pembentukan dilakukan di kabupaten-kabupaten baru di seluruh tanah Papua setelah SBY selaku kepala perang mengintruksikan hal itu. Hingga saat ada 4 organisasi milisi di Papua Barat yang namanya berbeda, termasuk BMP, yang memunyai tujuan yang sama, yaitu mendukung integrasi Papua ke Indonesia.

Jumlah kabupaten di tanah Papua saat ini adalah 38. Setiap kabupaten ada 4 organisasi milisi yang berbeda yang difasilitasi oleh Negara untuk melawan orang Papua yang menuntut hak-hak politik. Anggota yang direkrut dalam organisasi-organisasi itu diberi tawaran mobil, rumah, motor, uang dan lainnya. Perekrutan dilakukan mulai dari kampung hingga kota. Anggotanya mulai dari anak-anak sekolah, anak terminal, pegawai, pejabat pemerintah dan bahkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Intruksi presiden SBY itu disampaikan kepada TNI (AD, AU, AL) dan Polri serta Intelijen untuk antara lain memerangi seluruh isu yang berkembang di NKRI akhir-akhir ini dan membasmi gerilyawan di Papua. Presiden juga meminta untuk pembentukan milisi untuk di Papua Barat untuk mendukung integrasi Papua ke Indonesia.

Aktivis Papua Barat dari Numbay melaporkan, situasi rakyat Papua Barat saat ini sangat ketakutan. “Kami perlu sampaikan kepada masyarakat Internasional dan Pemerintah dengan Lembaga LSM (Human Rights Watch dan Amnesty Internasional) bahwa di Papua situasi sangat memprihatinkan. Situasi ini terjadi akibat dari kelompok milisi yang dibangun oleh Burhanuddin Siagian sejak lama,” katanya.
Dia mengatakan, pemuda asli Papua saat ini dilengkapi pistol dan uang rokok secukupnya untuk mengejar dan memata-matai aktivis pro rakyat di Papua Barat. Dia (Burhanuddin Siagian) juga sedang melakukan pendekatan dengan para pendatang (transmigran) yang telah lama menetap di sana.

“Seluruh pemerhati dan pecinta HAM dan demokrasi untuk turut melakukan upaya-upaya kemanusiaan, guna melindungi rakyat asli Papua di seluruh pelosok tanah Papua Barat. Karena upaya-upaya penciptaan konflik horisontal oleh antara rakyat Papua dan milisi bentukan RI terus diupayakan oleh intelijen,” kata aktivias Komite Nasional Papua Barat dari Biak. ***


Tidak ada komentar:

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!