Aparat kepolisian Nabire membongkar dan membakar posko Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Nabire yang dibangun di Taman Makam Pahlawan dan Taman Peringatan Kemerdekaan Papua Barat pada tanggal 2 April lalu sebagai bukti dukungan rakyat Papua Barat di Nabire atas peluncuran International Lawyers for West Papua (ILWP) atau Group Pengacara Internasional untuk Papua di Amerika Serikat (3 s.d. 5 April 2009). Pembakaran itu dilakukan pada pada pukul 04.00 subuh waktu setempat, Senin, (6/4).
Aparat polisi menangkap 15 orang dari puluhan orang yang sedang mempersiapkan spanduk dan poster untuk melakukan asksi pada pagi harinya (6 April 2009:red). “Kami sudah memberikan surat pemberitahun kepada polisi tentang akan adanya aksi masa pada hari Senin (6 April 2009:red) sebagai dukungan kami atas ILWP di Amerika Serikat. Tetapi, polisi justru membakar posko dan menangkap dan menembak kami,” kata salah satu warga yang sempat melarikan diri.
“Pada pukul 01.00 kami semua masih bangun, ada 6 buah truk polisi lawat depan posko. Kami tetap lanjutkan dengan mempersiapkan spanduk dan poster untuk aski. Sebelumnya, kami sudah kirim surat pemberitahuan tentang aksi itu. Pada pukul 03.30, kami tetap kerja dengan semangat. Tetapi, pada pukul 03.40, tiba-tiba kami semua mengantuk dan tertidur. Nah, pada saat itulah mereka datang menembaki ke arah kami dan membakar posko dan semua yang ada di dalamnya,” kata Yafet.
Pada saat itu, 15 orang ditangkap dan seorang siswa kelas SMA, Jerry Nawipa (18) terkena tembakan. Lima belas orang yang ditangkap antara lain, Agus Pigome (30), Yohanes Agapa (42), Samuale Pekey, Frans Kotouky, Mafras Adii, Amoye Pakage, Yohanes Gobay (25). Kesembilan orang lainnya belum diketahui identitasnya.
Puluhan orang lainnya melarikan diri dengan melompat pagar. Aparat terus melakukan tembakan hingga pukul 06.00 di sekitar posko (Taman Makam Pahlawan dan Taman Peringatan Kemerdekaan Papua Barat:red).
Pagi harinya, warga dari berbagai titik kota berdatangan di posko untuk mengikuti aksi dukungan yang setelah disebarkan undangan satu hari sebelumnya oleh KNPB. Ternyata, posko telah dibakar. Hal ini membuat warga marah. Warga berkumpul di sekitar Pasar Karang Tumaritis dalam jumlah yang banyak. Mereka meminta untuk membebaskan 15 warga yang ditangkap.
Upaya aparat untuk mengamankan masa lewat dua aparat polisi orang Papua asli tidak membuahkan hasil. Masa rakyat justru mengepung dua aparat itu. Beberapa mobil polisi termasuk beberapa truk dengan aparat polisi yang lengkap dengan senjata api melepaskan tembakan. Warga tidak menerima dengan tindakan aparat dan lengsung melempari batu dan kayu, sementara beberapa orang mengambil panah. Polisi terus melakukan tembakan membabi-buta. Warga tanpa merasa takut, terus melakukan perlawanan.
Aksi perlawanan ini mengakibatkan belasan warga tertembak peluru aparat dan seorang polisi terkena panah di perut bawah oleh warga. Hingga saat ini jenis peluru belum diketahui. Berdasarkan data di Unit Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Daerah (UGD-RSUD) Nabire Dari belasan orang yang tertembak, tujuh orang dirawat di. UGD-RSUD.
Hingga berita ini ditulis, 3 orang dari tujuh orang warga sipil sudah pulang ke rumah dan 4 orang lainnya masih dirawat dengan kondisi kritis. Empat orang yang masih dirawat dalam kondisi kritis antara lain, (1) Albertus Tagi (10—siswa SD), luka tembak dari punggung dan peluruh masih bersarang di dalam; (2) Yonandi Pigome (30), tertembak di otak kecil dan tembus di kening (kritis); (3) Ipoo Boga (28), luka tembak di paha kiri tembus; (4) Roy Singgamui (30), luka tembak dada kiri tembus sampai ke luar (lihat foto). Sementara, aparat polisi yang tertembak panah, Bribda Jejen (24) masih dirawat di RSUD Nabire. Aparat tidak mengizinkan media untuk melihat dan mengambil gambar Bribda Jejen yang dirawat di RSUD Nabire.
Tiga warga yang sudah pulang adalah Yan Yeimo (24) luka robek di kepala; Franky Boma (20), luka tembak di paha kanan; Hengky Tebay (20), tertembak di kepala. ***
Albertus Tagi (10—siswa SD), luka tembak dari punggung dan peluruh masih bersarang di dalam (kritis).
Ipoo Boga (28), luka tembak di paha kiri tembus.
Roy Singgamui (30), luka tembak dada kiri tembus sampai ke luar.
Yonandi Pigome (30), tertembak di otak kecil dan tembus di kening (kritis).
Selengkapnya...
Senin, April 06, 2009
Posko KNPB Nabire Dibakar, 15 Orang Ditangkap, 7 Warga Sipil Tertembak, dan Seorang Polisi Tertempak Panah
Jumat, April 03, 2009
Berita Foto Aksi Ribuan Rakyat Nabire (Papua), Dukung ILWP
Ribuan masa rakyat Papua yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Nabire melakukan aksi demontrasi dalam rangka mendukung peluncuran International Lawyers for West Papua (ILWP) atau Group Pengacara Internasional untuk Papua Barat, Jumat, (3/4). Masa menolak Pemilu Indonesia di Papua dalam keadaan Papua yang darurat ulah Otonomi Khusus. Masa menyeruhkan referendum untuk Papua secara terbuka.
Ketua KNPB wilayah Nabire, Zet Giyay mengatakan, aksi rakyat ini adalah aksi dukungan peluncuran IPWP. “Kami rakyat Papua Barat mendukung penuh peluncuran ILWP di Amerika mulai 3-5 April 2009. Bukti dukungan rakyat Papua Barat dapat dilihat dari dukungan masa rakyat. Ini adalah aksi terbesar rakyat Papua di Nabire,” katanya.
Menurut pantauan kami, aksi dukungan itu adalah aksi terbesar setelah aksi pengibaran bendera Bintang Kejora pada 2001 di Nabire Papua. Ruas-ruas jalan besar di Nabire tidak dapat dilewati oleh kendaraan. Polisi juga terlihat kewalahan mengontrol karena begitu banyaknya masa. Masa juga begitu antusias menyeruhkan yel-yel tentang referendum.
Selengkapnya...
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!