... Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Jumat, Februari 27, 2009

Kembali

Kerakusan telah membunuh
Bibit-bibit negeri

Negeri itu telah berubah bercabang wajah
Sehingga kita harus menanam kembali
Membentuk wajah asali Allah

Ke sejarah kita
Sejarah penciptaan manusia
dan tanah West Papua.

Rimba West Papua, hari ke dua, minggu pertama, bulan keenam 2006

Selengkapnya...

IRIS-IRIS

Iris-iris terus bermekaran
Pemekaran bermekar menyuburkan semua
Pantai gurung bermekar
Selatan-Utara, Tengah-Barat tercipta tembok beracun

Semua tumbuh subur

Pemekaran menyuburkan korupsi
Nepotisme front depan iris-iris
Suku-suku berpesta perang
Marga-marga menebar benci
Keluarga-keluarga dipenuhi retak

Pemekaran ke-Melanesiaan tercipta panen muda
Ikatan-ikatan kemanusiaan satu-satu jatuh terlepas terbunuh.
Panji-panji identitas kita luluh
Semua di bawah kekuasaan kebatinan

Kebesaran identitas Melayu terus berurat
Mekar di Sorong, berakar di Samarai
Mekar berakar menyuburkan mereka
Arus melayu terus tak kenal musim

Arus darah terus tak kenal hujan
Sayap-sayap terus melebar
Sum-sum dan darah juang kita teracuni

Semua tercipta, semua terjadi menjadi
Tercipta membendung masa lalu kita
Masa kita yang menjanjikan hari depan kita
Kita bangsa Melanesia di Papua Barat

Semua terukir di hari muda
Hari muda batu bernyawa, Otsus
Hari depan kita bawah kendali melayu

Bersatulah pemuda berjuang menambal kita
Bersatulah pemuda membangun harga kita
Bersatulah pemuda membangun kita
Melanesia Jaya di Papua Barat.

Kabupaten ke 35 di West Papua, awal Januari 2007


Selengkapnya...

Bukan Singgung Dendam

Ada suara dalam catatanku
Ini suara raja

Katanya,

‘Bangsa yang tidak memiliki kesadaran sejarah adalah yatim piatu’
aku tersinggung
tapi bukan singgung dendam

Baru saja kubaca buku karangan Jhohn Soltfort
sejarah, …
Sejarah ‘Keterlibatan PBB dalam penentuan nasif sendiri di Irian Barat 1968-1969’
sejarah itu telah hilang
tapi, sejarah itu bukan hilang pergi!

Berarti bukan bangsakukan Raja
Karena sejarah itu

He…he…

Bapak lupa kalau hari ini aku bolos kuliah
‘tuk merayakan hari ulang tahun Sejarahku
Yang ke 45.

Alun-alun Utara Yogyakarta, 1 Desember 2006

Selengkapnya...

Kawan, Anda Tidak Sendirian!

(Catatan untuk Rakyat Pejuang Jalanan)

Kawan, perjuangan ini terus dan akan berjalan, walau tiap sudut perjuangan tersimpan sejuta duka. Duka yang kadang-kadang Anda dan saya dan kita semua dibuatnya kandas. Tapi, bukan kandas yang membuat kita mundur. Kandas yang memberi kita sedikit waktu untuk merenung dan setelah itu terus berjuang. Duka dan sepinya perjuangan ini justru membuat kita dewasa dan bijaksana untuk tetap memilih jalan pembebasan ini.

Kawan, saya sadari betul bahwa hari-hari kita sejak kita lahir di atas tanah ini, memang penuh dengan berita tentang pembunuhan dan kematian. Ada yang mati di hutan, ada yang mati di kampung, ada dibunuh di kota, ada yang dibunuh di desa, ada yang dibunuh di areal pertambangan, ada mati di penjara, ada yang mati digunung, ada yang mati di pesisir pantai, ada yang mati dalam pejalanan, ada mati…. Memang mati banyak. Mereka mati setiap hari. Tapi, kawan kita tahu saja bahwa mereka terus mati begaikan semut karena mereka pecinta kebanaran. Mereka ingin kemanusiaannya manusia itu harus ditegakkan di dunia ini. Mereka adalah pewarta kebenaran kemanusiaan yang telah dinubuatkan dalam banyak kitab.

Kawan, kita juga melihat mereka menggempur dan mengambil semua yang kita miliki. Katanya, “Berikan semua. Semua punya kami. Kami akan atur kalian.” Mereka terus merampas hak-hak hidup kita termasuk harga diri kita diinjak-injak. Kita benar-benar tidak bebas berbuat sekehendak hati di atas tanah air kita. Ya begitulah kawan. Itulah kenyataan penjajahan yang memang pahit. Sungguh menyakitkan. Tapi kawan, kita harus kuat, kita harus bangkit dari keadaan ini. Kita tidak boleh diam, kerena penjajajhan yang pedih itu. Rakyat yang tertidur harus dibangkitkan untuk melawan. Mama yang berjualan di bawah meja itu harus bangkit membela haknya. Mahasiswa harus menjadi barisan depan (pembebas). Anak-anak sekolah harus memimpin perlawanan ini. Anak-anak dalam kandungan harus lahir dalam roh pembebasan. Semua orang harus berpikir tentang pembebasan ini untuk massa depan kita dan negeri kita.

Kawan, kita harus menjadikan semua kelompok berada dalam satu garis pembebasan manusia yang saya yakini sebagai sebuah kebenaran. Kebenaran itu memang ada dan benar akan terus dibuktikan oleh berjalannya waktu. Dan saat itu tak ada satu kekuatanpun yang dapat menahannya. Dan saat itu Anda akan duduk di bangku yang paling depan untuk menyaksikan kebanaran itu terjadi di depan Anda.

Kawan, melihat kampungmu, kotamu, bangsamu itu seperti medan pertempuran dan perlombaan. Itulah kenyataan yang memang menyakitkan. Dalam situasi ini ada keinginan untuk mundur. Tapi kawan, mundur itu bukan jalan kita. Jalan kita adalah jalan pembebasan. Jalan pembebasan atas tanah dan rakyat kita bersama rakyat semesta. Karena itulah jalan mulia yang kita pilih untuk tanah itu. Tanah Papua Barat.

Kawan, memang tidak ada sesuatu yang berharga selain pembebasan manusia. Karena yang berharga di alam raya ini adalah manusia. Maka manusia harus dibebaskan dari penajajahan dari dan oleh siapapun dalam bentuk apapun. Manusia harus menjadi bebas di atas tanah moyang pemberian Sang Sumber Cinta.

Kawan, langit Papua Barat masih biru, membuat biru harapan kita. Hari kita sekarang adalah hari-abu, tetapi hari kita ke depan adalah bukan hari abu-abu. Hari kita ke depan adalah hari terang benderang Karen bintang itu. Karena kejora itu akan bersinar di atas nanah itu. Hari kita akan menuai hasil pahitnya penjajahan ini. Perjuangan ini sedang dan terus berjalan demi cinta yang lebih besar dan kemuliaan yang lebih besar untuk sebuah nama, Papua Barat.

Salam Juang,
Pembebasan Akan Segera!


Selengkapnya...

----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!